Rabu, 11 September 2013

Nelayan Pantai Timur Pangandaran Mulai Panen Udang Rebon




BEBERAPA nelayan tengah menjemur udang rebon di Lapangan Katapang Doyong, Pangandaran. Rebon jenis udang berukuran kecil tengah melimpah di Pangandaran, Kabupaten Pangandaran. Udang rebon hasil tangkapan nelayan bagang yang ada di kawasan Pantai Timur Pangandaran, menjadi buruan produsen terasi dari Jawa Timur.*

PANGANDARAN,(PRLM).- Setelah sembilan bulan mengalami paceklik, nelayan bagang d kawasan pantai Timur Pangandaran, Kabupaten Pangandaran mulai menikmati panen udang rebon. Udang berukuran kecil yang selama ini menjadi bahan baku pembuatan terasi asal Pangandaran banyak diburu oleh produsen terasi asal Tuban, Provinsi Jawa Timur.
"Dibandingan dari daerah lain, udang rebon hasil tangkapan nelayan Pangandaran memiliki kualitas yang bagus. Saat ini banyak pembuat terasi asal Tuban, datang untuk membeli rebon di Pangandaran," ungkap Muhidin (50) nelayan Patai Timur Pangandaran, Jumat (6/9/2013).
Bersama nelayan lain yang sedang sibuk menjemur udang rebon di Lapangan Katapang Doyong, Pangandaran, ia menambahkan salah satu keunggulan rebon asal Pangandaran karena lebih bersih dibandingkan derah lain. Selain itu warna rebon Pangandaran lebih cerah.
"Sehari bisa lebih dari enam ton udang rebon diangkat dari jaring yang dipasang di bagang. Meskipun hasil melimpah, dalam sekejap juga habis terjual. Rebon Pangandaran menjadi primadona yang dicari pengusaha terasi atau belacan," ungkapnya.
Didampingi nelayan lain, di antaranya Usup, Ocid, Tikno, ia menambahkan musim udang rebon kali ini lambat dari perkiraan semula, yakni pada bulan Agustus. Tahun ini udang rebon banyak ditangkap bulan September.
"Biasanya sembilan bulan kosong, itu masa paceklik rebon. Tahun ini musim rebon mundur dari perkiraan sebelumnya. Mungkin hal itu karena pengaruh cuaca," tambahnya.
Dia mengatakan saat ini harga udang rebon basah hanya Rp 3.000 per kilogram, sedangkan udang rebon kering harganya naik menjadi Rp 16.000 per kilogram. Dari 100 kilogram rebon basah, setelah dikeringkan susut menjadi 24 kilogram.
"Saat musim panas seperti sekarang ini, lebih untung dijual kering. Di bawah terik matahari, dijemur empat hingga lima jam rebon sudah kering. Sebaliknya jika sedang lembab, lebih baik dijual basah," ungkap Muhidin.
Selama ini udang rebon asal Pangandaran yang dibeli oleh pengusaha dari Tuban, Jawa Timur, dimanfaatjkan untuk membuat terasi, serta kerupuk udang. Dengan kualitas rebon yang bagus, ia menambahkan terasi yang didapat dari rebon njuga lebih bersih.
"Secara kasat mata bisa dilihat rebon kering asal pangandaran sangat bersih. Beda dengan dari daerah lain, relatif kusam, selain itu juga bersih dari pasir atau lumpur. rebon Pangandaran cukup terkenal di kalangan pengusaha terasi," ungkapnya.
Usup menambahkan saat datangnya udang rebon, kawasan lapangan Katapang Doyong hampir seluruhnya tertutup oleh hamparan udang rebon. Sebelum dijemur, terlebih dahulu rebon dicuci, selanjutnya ditumpahkan di atas jaring nilon dengan mata nilon kecil. Selanjutnya ditebar merata di sepanjang jaring nilon.
"Sesekali dibakik. paling lama lima jam sudah kering sempurna. Saat ini harganya sedang bagus, Rp 16.000 per kilogram," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar