Jumat, 28 Juni 2013

Ada 7 Kereta Wisata di Indonesia, yang ke 8 kereta wisata Banjar - Cijulang



Selain sebagai alat transportasi, saat ini kereta juga berfungsi untuk wisata. Ada beberapa kereta tua yang dijadikan kereta wisata, seperti Mak Itam di Sawahlunto dan Kereta Api Ambarawa.
Kedua kereta ini kini beroperasi sebagai kereta wisata. Mereka mengantar setiap turis yang ingin menikmati asyiknya naik kereta kuno. Dikumpulkan detikTravel, Kamis (20/12/2012), inilah kereta api wisata di Indonesia yang bisa Anda naiki:
1. Mak Itam, Sumatera Barat
Kereta wisata pertama yang bisa dinaiki adalah Mak Itam. Mak Itam adalah sebutan untuk lokomotif uap bertenaga batu bara. Lokomotif ini sudah ada sejak zaman Belanda. Awalnya digunakan sebagai moda transportasi, kini Mak Itam digunakan untuk mengantarkan turis menjelajah alam Sumatera Barat.
Mak Itam cukup spesial, karena ini adalah salah satu kereta bergerigi yang ada di dunia. Sedangkan kereta bergerigi hanya ditemukan di Indonesia, India dan Swiss. Spesial bukan?
Rute perjalanan Kereta Mak Itam adalah Sawahlunto-Muarokalaban. Perjalanan akan ditempuh selama 30 menit. Asyiknya, sepanjang perjalanan turis akan disuguhkan dengan panorama sawah dan hutan yang masih asri, tak ketinggalan keindahan Bukit Barisan. Apalagi, Mak Itam akan melaju dengan kecepatan 15 km/jam. Jadi, Anda bisa puas memandang alam. Untuk naik kereta wisata ini, turis harus menyewa.
“Mak Itam itu paket. Paket satu kali harganya Rp 4 juta bisa untuk 30 orang,” kata Jisman dari Dinas Kereta Api Divisi Regional II Sumbar, kepada detikTravel, Rabu (19/12/2012).
Tapi tenang saja, satu gerbong cukup untuk membawa 30 orang, jadi Anda bisa mengajak kerabat untuk naik bersama dan membayar dengan cara patungan.
Sayangnya, Mak Itam rusak sejak sebulan yang lalu. Turis pun harus menahan keinginan bisa memandang keindahan alam lewat kereta bergerigi ini.
“Mak Itam rusak sejak bulan kemarin, harapan kami ya secepatnya bisa diperbaiki,” tutup Jisman.
2. Kereta Wisata Danau Singkarak, Sumatera Barat
Selain Mak Itam, Sumatera Barat juga punya kereta wisata lain, yaitu Kereta Wisata Danau Singkarak. Kereta ini beroperasi setiap hari Minggu.
“Operasinya setiap hari Minggu pukul 08.00 WIB dari Sawahlunto, pukul 10.00 WIB ke Solok, kemudian lanjut ke Batu Tebal arah Padang Panjang,” jelas Jisman dari Dinas Kereta Api Divisi Regional Dua Sumbar, kepada detikTravel, Rabu (19/12/2012).
Kereta ini berjalan dari Stasiun Sawahlunto menuju Solok hingga Batu Tebal di Padang Panjang. Meski jauh, Anda dijamin tidak akan bosan karena pemandangan cantik Danau Singkarak yang dikelilingi Bukit Barisan menyegarkan mata yang memandang.
Berbeda dengan Mak Itam yang mematok harga sewa cukup mahal, Kereta Api Wisata Danau Singkarak lebih murah.
“Sewanya ekonomi Solok-Sawahlunto Rp 10.000, Sawahlunto-Batu Tebal Rp 20.00, kalau eksekutif dua kalinya,” tambah Jisman.
3. Kereta Api Ambawara, Jawa Tengah
Siapa yang kenal dengan Museum Kereta Api Ambawara. Museum ini bagaikan lorong waktu yang siap mengantarkan pengunjungnya kembali ke abad 19.
Jelas saja, suasana museum benar-benar dibuat seperti suasana zaman dulu. Mulai dari ruang tunggu, ruang kepala stasiun, loket, peron, hingga alat komunikasi zaman dulu ada di sini. Tapi bukan itu saja yang terkenal. Museum ini juga terkenal dengan kereta api wisatanya.
Sama seperti Mak Itam, Kereta Api Wisata Ambarawa juga bergerigi. Kereta wisata ini melayani rute Ambarawa-Tuntang atau Ambarawa-Bedono sejauh 9 km. Kereta api ini ditarik oleh lokomotif uap bergerigi B2502 atau B2503.
Perjalanan akan ditempuh selama 2 jam. Asyiknya lagi, sambil menikmati pemandangan, turis bisa merasakan belaian halus angin yang masuk melalui jendela tak berkaca milik kereta.
Menurut situs, www.kereta-api.co.id, kereta api uap bergerigi biasanya beroperasi pada saat liburan panjang sekolah, Lebaran, Natal dan Tahun Baru. Tarif yang dikenakan yaitu Rp 50.000 per orang untuk perjalanan pergi dan pulang secara reguler. Namun, jika tidak sabar menunggu perjalanan reguler, penumpang juga bisa menyewa secara khusus dengan tarif Rp 3.250.000 hingga Rp 5.250.000.
4. Kereta KRL Wisata Jakarta
Tak hanya Jawa Tengah dan Sumatera Barat saja, DKI Jakarta juga punya Kereta Rel Listrik (KRL) Wisata. Kereta ini melayani rute wisata dari Stasiun Jakarta Kota-Tanjung Priok, dengan waktu tempuh 45 menit.
“Ini adalah salah satu program untuk wisata edukasi menggunakan KRL Jabodetabek,” kata Staf Bagian Consevation Heritage Center PT KAI, Reza kepada detikTravel, Rabu (19/12/2012).
Beberapa stasiun yang dilalui kereta api wisata ini adalah Stasiun Jakarta Kota, Manggarai, Jatinegara, Pasar Senen, dan berakhir di Stasiun Tanjung Priok. Sepanjang perjalanan, penumpang akan disuguhkan dengan pemandangan Kota Jakarta.
Tak hanya itu, Anda juga bisa melihat keindahan bangunan cagar budaya kereta api. Mulai dari gedung tinggi yang menjulang, Stasiun Manggarai, Stasiun Jatinegara, Gedung Listrik Aliran Atas dan Dipo Lokomotif Jarinegara, Stasiun Pasar Senen, dan melewati empat jalur kereta api selepas stasiun Ancol.
“Kereta ini jalan sesuai permintaan saja, jadi kalau mau charter sebaiknya jauh-jauh hari untuk perizinannya,” jelas Reza.
Tapi sayang, sepertinya Anda harus menahan hasrat mencoba KRL Wisata ini.
“Jalur di Tanjung Priok sedang rusak, jadi sementara pengoperasian kereta dihentikan,” kata Reza.
5. Kereta Wisata Lori Kaliraga, Jawa Timur
Ini adalah kereta wisata yang dimiliki Kota Jember, Jawa Timur. Setiap turis yang naik akan diajak berwisata sambil menikmati wisata alam, budaya dan sejarah nusantara.
Kereta wisata ini melalui jalur Kalibaru-Mrawan-Garahan. Biasanya waktu tempuh mencapai 2-3 jam pulang pergi. Sama seperti Mak Itam di Sumbar, Kereta Wisata Lori Kaliraga hanya beroperasi jika disewa.
“Kami punya dua lori, satu lori cukup untuk 8 orang. Kalau mau pesan 2 lori bisa digandeng,” kata Kepala Stasiun Kalibaru, Fedri kepada detikTravel, Rabu (19/12/2012).
Karena disewa perlori, harga sewanya cukup besar, yaitu Rp 500.000/lori. Tapi tenang saja, karena kapasitas lori ini banyak, Anda bisa membagi harga sewa dengan teman lain.
“Lori ini ada 3 jam operasi, yaitu pukul 08.00, 11.00 dan sore maksimal pukul 15.00 WIB,” lanjut Fedri.
Nantinya, penumpang lori bisa melihat langsung dan melintasi 2 terowongan kereta api, yaitu Terowongan Garahan sepanjang 113 meter dan Terowongan Mrawan sepanjang 690 meter, serta panorama melintasi jembatan kereta api yang tinggi. Memandang ke bawah jembatan, pasti membuat jantung Anda berdebar kencang.
“Pemandangan bagus, ada hutan-hutan. Nanti penumpang juga bisa turun di Stasiun Mrawan, juga jembatan buat foto-foto,” tambah Fedri.
Asyiknya, sambil memandang keindahan alam yang disuguhkan, penumpang bisa menyantap kuliner nasi pecel pincuk sembari istirahat sejenak di Stasiun Garahan atau Mrawan.
Jika tertarik, Anda bisa mencoba Kereta Api Lori Kaligara dengan menghubungi PT Kereta Api DAOP 9 Jember atau Stasiun Kalibaru sebagai stasiun pemberangkatan. Tapi sebaiknya hubungi minimal H-3 pemberangkatan, ya!
6. Kereta Wisata PT Kereta Api Pariwisata
Ini adalah penawaran kereta wisata dari PT Kereta Api Pariwisata. Kereta Wisata adalah cara berwisata baru yang bisa Anda ikuti. Uniknya, Kereta Wisata PT Kereta Api Pariwisata menawarkan 3 gerbong dengan suasana yang berbeda.
“Ada 3 kereta wisata, nama gerbongnya Nusantara, Bali dan Toraja,” kata Direktur Utama PT Kereta Api Pariwisata, Adi Suryatmini kepada detikTravel, Selasa (18/12/2012).
Setiap gerbong bisa diisi oleh 19-22 orang. Meski banyak, Anda dijamin tidak akan bosan di dalam gerbong karena ada beragam fasilitas diberikan.
“Harga tergantung rute, paling murah ke Cirebon atau Bandung yaitu Rp 13 juta sekali jalan. Paling jauh ke Malang yaitu Rp 28 juta,” jelas Adi.
Jika tertarik, Anda harus memesan jauh-jauh hari sebelum keberangkatan, minimal 3 minggu sebelum keberangkatan.
7. Kereta Wisata Jaladara, Jawa Tengah
Kota Solo di Jawa Tengah ternyata juga punya kereta wisata loh, Kereta Wisata Jaladara namanya. Kereta wisata ini baru diresmikan pada 27 September 2009 yang lalu.
Kereta Wisata Jaladara melewati jalur Purwosari-Solo Kota, dengan jarak sekitar 6 km. Ternyata, asal mula pengadaan kereta wisata ini adalah untuk meningkatkan industri kreatif di Solo.
Ya, jalur yang dilalui kereta ini memang menghubungkan industri batik di Kampung Laweyan, Loji Gandrung, keraton, dll. Jadi, turis bisa dengan mudah berbelanja bahkan rekreasi di tempat wisata itu.
Lebih seru lagi, Kota Solo juga punya jalur kereta aktif di tengah kota, yaitu Jl Slamet Riyadi. Jalur kereta di tengah kota inilah yang selalu dilewati kereta feeder.
Biasanya, kereta ini melintas setiap hari pukul 08.00 WIB dan 16.00 WIB untuk mengangkut penumpang dari Stasiun Purwosari ke Wonogiri dan sebaliknya. Melihatnya, Anda serasa berada di tengah kota di Eropa yang biasa dilalui trem.
 8. Kereta Wisata Banjar - Cijulang Kabupaten Pangandaran
Kenapa tidak potensi wisata di Pangandaran sangatlah banyak, kalau ada jalur wisata lewat jalur Kereta Wisata pasti Orang pada mau, kenapa sampai Cijulang karena aslinya rel kereta api dulu sampai Cijulang, maksudnya pada saat ini untuk mengakses para wisatawan yang datang melalui udara lewat Bandar Udara Nusa Wiru Cijulan.
Para wisatawan bisa dibuatkan gerbong khusus yang nyaman, mungkin yang datang dari Bandung - Banjar - Pangandaran atau Surabaya - Banjar - Pangandaran.
Jika ada keseriusan dari PT KAI dan Pemerintah Daerah Pangandaran dan Pemda Jawa Barat pasti akan terwujud.





Penyerahan PNS Ciamis Kepada Pangandaran Mulai Juli



PANGANDARAN, (PRLM).- Penyerahan Pegawai Negeri Sipil (PNS), dari Kabupaten Ciamis kepada Kabupaten Pangandaran, dijadwalkan akan dilakukan pada Senin (1/7/2013). Dengan demikian, pada Juli mendatang, roda pemerintahan Daerah Otonom Baru (DOB) tersebut sudah dapat berjalan.
Penjabat Bupati Kabupaten Pangandaran Endjang Naffandy mengatakan, keputusan tersebut setelah dirinya mendapatkan kabar dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD). “Saya telah berkoordinasi dengan BKD. Rupanya, dari informasi mereka,
penyerahan akan dilakukan pada 1 Juli mendatang,” jelasnya, Jumat (28/6/2013).
Jika tidak ada perubahan, pelantikan, menurut Endjang, akan dilakukan pada pertengahan Juli. Dan, nantinya diharapakan dapat langsung mulai bekerja, dan menempati bagiannya masing-masing sesuai aturan yang telah ada. “Untuk eselom 2, direncanakan pengajuannya tanggal 2 Juli,” ucapnya.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, penyerahan PNS kepada Kabupaten Pangandaran dari kabupaten induk, dilakukan setelah Endjang memverifikasi terlebih dahulu. “Saya diminta memverifikasi dan mengkaji personil tersebut. Dan, hasilnya diserahkan kepada Pemprov Jawa Barat. Setelah itu, akhirnya ada keputusan kalau tanggal 1 Juli akan diserahkan dari BKD,” ujarnya.
Dirinya mengaku harus teliti dan benar ketika mengkaji PNS tersebut. Selain harus berkualitas, dirinya pun menginginkan pegawai yang berkomitmen dan dapat bekerja keras juka bekerja sama. Menurut dia, dengan 3.980 PNS untuk pelaksana masih kurang. Walau demikian, Endjang akan mengoptimalkan personel yang ada.
Endjang mengatakan, saat ini dari data yang ada pegawai honorer di Kabupaten Pangandaran ada sekitar 3.000. Dari total itu, ada yang sudah masuk kategori akan diangkat dan belum. “Untuk honorer, saya akan membicarakannya secara khusus dengan Kabupaten Ciamis,” jelasnya.
Kemudian, untuk perekrutan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), Endjang mengungkapkan untuk mekanismenya harus dikonsultasikan terlebih dahulu ke Kementriaan Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Borikrasi. Tidak hanya itu, pihaknya pun harus mendapatkan persetujuannya. Setelah itu, baru dapat diketahui formasi CPNS apa saja. Dan,
kualifikasinya seperti apa. Namun, dirinya belum dapat memastikan kapan penerimaan CPNS akan dilakukan.
Dalam kesempatan itu, Endjang mengaku dengan jumlah PNS tersebut masih kurang. Idealnya, pegawai adalah 5.500 hingga 6.600. Namun, dirinya akan tetap mengoptimalkan jumlah yang ada.
Sumber dari : Pikiran Rakyat

Rabu, 26 Juni 2013

Struktur Organisasi Kabupaten Pangandaran Disetujui Dua Kementerian



PANGANDARAN, (PRLM).- Dua kementerian, yaitu Kementerian Pemberdayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Kementrian Dalam Negeri akhirnya menyetujui dan meneken Struktur Organisasi Perangkat Daerah (SOPD) Kabupaten Pangadaran. Saat ini, Peraturan Bupati (Perbup) untuk SOPD pun telah dibuat.
“Alhamdulillah, kita sudah mendapat persetujuan dan tandatangan dari Menpan, juga Mendagri untuk SOPD. Dengan demikian, tidak lama lagi pemerintahan Kabupaten Pangandran dapat seutuhnya berjalan,” ucap Penjabat Bupati Kabupaten Pangandaran Endjang Naffandy, Rabu (26/6/2013).
Endjang mengatakan, pengajuan dari SOPD tersebut tergolong cepat. Bagi Daerah Otonom Baru (DOB). Normalnya, target daerah pemekaran untuk membentuk dan menyusun SOPD adalah enam bulan. Setelah mendapatkan keputusan dari dua kementrian tersebut, akhirnya ada Selasa (25/6/2013), Endjang membuat Pebup dan menandatanganinya.
Yaitu Perbup nomor II tanggal 25 Juni 2013, tentang SOPD. Dari keputusan tersebut, akhirnya Pemerintahan Kabupaten Pangandaran akan memiliki tujuh dinas, satu Sekertariat Daerah (Setda), Sekertariat Dewan, dan empat lembaga daerah.

Sumber dari : Pikiran Rakyat

Hidupkan KA Banjar-Pangandaran Perlu Rp.150 M



Rumor rencana Pemerintah Kabupaten Ciamis untuk membangun dan menghidupkan kembali jalur kereta yang menghubungkan Kota Banjar dan Pangandaran sudah terdengar dari dulu, dikutif dari Harian Pikiran Rakyat artikel ini dimuat sebagi berita pada edisi 15/05/2004.

Bila rencana Pemkab Ciamis menghidupkan kembali perjalanan KA Banjar-Pangandaran menjadi kenyataan bisa dipastikan akan menyulut denyut kehidupan baru wilayah Priangan Timur. Dari sisi transportasi jelas ada alternatif angkutan, terlebih bagi sektor pariwisata yang ujungnya berdampak positif bagi sektor lainnya termasuk kesempatan berusaha bagi masyarakat. Rencana Pemkab Ciamis tersebut merupakan salah satu poin dalam Rencana Strategis (Renstra). Meski pembahasan dgn PT KAI belum sampai titik final, jelas sejumlah warga menyambut baik rencana itu.

Jalur KA Banjar-Pangandaran-Cijulang diperkirakan beroperasi dari thn 1921 terpaksa ditutup di era thn 1980 karena PJKA menanggung rugi shg pengoperasian harus dihentikan diawali dgn penghentian jurusan Cijulang terlebih dahulu.

Dalam rentang waktu 20 thn sejak operasional KA dihentikan, praktis tiada lagi pemeliharaan atas asset yg ditinggalkan berupa jalur KA sehingga menjadi terlantar. Saat ini jalur baja di jalur itu hanya tinggal sebagian yang masih ada, sebagian berubah fungsi menjadi lahan tanaman palawija oleh warga seputar rel KA. Sejumlah stasiun kecil hanya meninggalkan plang nama, bahkan bekasnya saja.

Sebuah gerbong tua dalam keadaan rusak bertengger di depan halte (stasiun kecil) Kalipucang menjadi pelengkap cerita para orang tua kepada generasi mendatang bahwa di masa silam pernah beroperasi KA Banjar-Pangandaran. Sejumlah terowongan tanpa rel baja hilang entah kemana, demikian juga sejumlah jembatan keadaannya sudah tidak utuh lagi. Kondisi itu menjadi saksi bisu ttg kisah masa jayanya KA Banjar-Pangandaran, sejak ditarik lokomotif “Si Kuik” hitam legam buatan Jerman atau lokomotif diesel penggantinya.

KA pada masa itu selain menjadi alat transportasi andalan dan sahabat karib masyarakat dari segala tingkatan usia dan status sosial di kala suka dan duka. Didaerah Kalipucang terdapat terowongan Phillip dgn panjang 105m, Bengkok panjang 147m dan Wilhelmina paling panjang mencapai 1116m dibangun tahun 1921, sedangkan jembatan yang dilalui adalah Cikacepit, Cimandala, Pangbokongan dan yg lainnya. “Perjalanan dari jembatan Pangbokongan sampai Ciputrapinggan, jalur KA berada di bibir bukit dan pinggir laut, shg para penumpang bebas menangkap panorama alam yg terhampar luas” ujar Drs. Dede Heru Susanto, anggota DPRD Ciamis asal Kalipucang.

Toha Holil, warga Cisaga mengenang bangku tempat duduk para penumpang dlm setiap gerbong ada 3 jajar terbuat dari kayu. Setiap stasiun yg disinggahi dijumpai penjaja makanan yg jenisnya berbeda. Di stasiun Banjarsari dijajakan rebus biji nangka dan buah nangka dlm bungkusan kecil. Di stasiun Padaherang dijajakan nasi bungkus dgn lauk-pauk goreng ikan gabus, lele dan jenis ikan rawa lainnya lengkap dgn sambal tempe, sedangkan di stasiun Kalipucang dan Ciputrapinggan bakal dijumpai penjaja leupeut, kue serabi, gorengan udang serta rebus pisang. Bila kereta tiba mereka berlarian dan sebagian masuk sambil menawarkan dagangannya.

Dlm terowongan Sumber yg disebut juga Wilhelmina ada 27 titik tempat berlindung bagi pejalan kaki seandainya ada kereta datang. “Karena terowongan itu sangat panjang hingga jika melihat ke arah mulut terowongan depan besarnya spt ukuran toples” kenangnya.

Kadin Perhubungan Ciamis Drs. H. Eddy Sukirman berpendapat sekarang sudah saatnya untuk mengembangkan KA Wisata, dan diyakininya akan lebih hidup apalagi ditunjang oleh nuansa historis berupa jembatan dan terowongan yg sudah terbangun.

Presidium Yayasan Buana Raksa Ciamis, Djeni. R dan Deni. S menyebutkan jika mengamati kondisi jalur KA sebenarnya layak dihidupkan lagi, “Apalagi melihat hasil riset Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Yayasan Buana Raksa dan sebuah LPM di Jabar bahwa utk membangun kembali jalur KA ini dan perbaikan jembatan diperlukan dana sekira Rp 150 M” kata mereka.

Rencana menghidupkan kembali jalur KA ini sudah sering terdengar sejak lama. Begitu muncul keinginan itu, timbul soal klasik yaitu kesulitan dana atau tiadanya investor. Rencana menghidupkan kembali padam, lalu muncul lagi, begitu dst. Jangan sampai keinginan ini hanya sekedar membangkitkan romantisme di masa lalu, artinya bagaimana gebrakan Bupati Ciamis Engkon Komara dalam mewujudkan impian manis ini utk mendobrak pemerintah pusat atau mencari investor.