Senin, 30 September 2013

Puskesmas Pangandaran Akan Dijadikan RSUD Tipe D

PANGANDARAN, (PRLM).- Puskesmas Pangandaran, yang berada di Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangadaran, akan dijadikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pangandaran. Hal itu dikarenakan sarana dan prasarana yang menunjang.
Penjabat Bupati Kabupaten Pangadaran Endjang Naffandy menjelaskan, Kabupaten Pangandaran memang belum memiliki RSUD setelah terbentuk menjadi Daerah Otonom Baru (DOB). Untuk sementara waktu, Puskesmas Pangandaran akan menjadi RSUD. “Dari hasil rapat dan pembahasan, untuk sementara waktu RSUD akan kita tempatkan di Puskesmas Pangandaran. sifatnya itu sementara,” ujarnya, Minggu (29/9/2013).
Endjang mengatakan, untuk ke depannya Pemerintah Kabupaten Pangandaran berencana akan membuat RSUD yang lebih represntatif dari yang ada nantinya di Puskesmas Pangandaran. Nantinya, Puskesmas Pangandaran akan ditingkatkan menjadi RSUD tipe D. Hal itu akan segera lakukan. Yakni, dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyrakat.
Selain Puskesmas Pangandaran, Puskesmas Cijulang pun memiliki sarana dan prasarana yang cukup menunjang. Namun, kini pemerintah sedang mempersiapkan Puskesmas Pangandaran untuk dijadikan RSUD tipe D.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran Dede Saeful Uyun mengatakan, saat ini memang sedang mengkaji peningkatan Puskesmas Pangandaran menjadi RSUD Tipe D. Juga Puskesmas Cijulang menjadi Puskesmas yang memiliki Instalasi Gawat Darurat (IGD), dan rawat inap. "Peningkatan Puskesmas Cijulang, sebagai salah satu upaya dan syarat peningkatan status Bandar Udara Nusawiru yang ada di Kecamatan Cijulang," ujarnya.

Kamis, 26 September 2013

Pesawat Besar Bisa Mendarat di Bandara Nusawiru



PANGANDARAN, (PRLM).- Rencana pengembangan Bandar Udara Nusawiru yang berada di Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, sedang dilakukan. Dengan demikian, nantinya di sana pesawat berukuran besar dapat mendarat dan terbang dari bandara tersebut. Tidak hanya itu, di bandara tersebut pun akan ada sekolah pilot, pusat pemeliharaan pesawat dan, fasilitas lainnya untuk kedirgantaraan.
Penjabat Bupati Kabupaten Pangandaran Endjang Naffandy menjelaskan, dengan adanya pengembangan bandara itu, diharapkan dapat membuka penerbangan domestik dari kota-kota besar, bahkan luar negeri. “Saat ini kita selesaikan dahulu permasalahan tanahnya. Karena itu tanah kas desa,” jelasnya, Selasa (24/9/2013).
Menurut Endjang, dahulu pernyelesaiannya belum tuntas ruslahnya. Dengan sedang dalam proses tersebut, diharapkan dalam waktu dekat ini tanah tersebut akan menjadi aset Bandar Udara Nusawiru.
Lebih lanjut Endjang mengatakan, jika nantinya telah selesai tanahnya, maka akan ada dana yang sudah dipersiapkan sebesar Rp 53 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk mengembangkan bandar udara tersebut. “Dana dari pusat tersebut dalam pendampingan Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga. Diharapkan tanah selesai September ini,” ujarnya. 

Pelabuhan Majingklak Perlu Normalisasi


WARGA sedang berusaha menaikkan sepeda motornya ke dalam kapal penyeberangan di Pelabuhan Penyebrangan Majingklak, di Desa Pamotan, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Senin (23/9/2013).*

PANGANDARAN, (PRLM).- Sudah sejak tahun 2005, perairan di Pelabuhan Penyeberangan Majingklak, di Desa Pamotan, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran terus mengalami pendangkalan. Kondisi tersebut kian memburuk kini.
Diungkapkan petugas Pelabuhan Penyebrangan Balai Pengelolaan Pelabuhan Laut Angkutan Sungai, Danau, dan Penyebrangan Sub Unit Pelabuhan Penyebrangan Majingklak, Abdul Rohman, hingga kini pendangkalan terus terjadi. Hingga kapal pun harus memutar dari rute yang biasanya dahulu. "Karena di perairan terjadi pendangkalan, maka kapal mun harus memutar ke yang lebih dalam," ujarnya, Senin (23/9/2013).
Abdul mengatakan, sejak terjadi pendangkalan sudah tidak ada kapal fery di sana. Pelabuhan tersebut menghubungkan penyebrangan dari Desa Pamotan, Kecamatan Kalipucang, ke Pulau Nusakambangan atau tepatnya di Desa Kleces, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap.
Waktu tempuh menuju Nusakambangan yakni 30 menit dengan menggunakan kapal kecil. Pelayanan penyeberangan sendiri beroperasi 24 jam. Dengan kondisi tersebut, Abdul berharap pemerintah dapat membenahi dan melakukan normalisasi. Sebab, jika berlarut-larut didiamkan akan kiat memburuk

Pelabuhan Penyeberangan Majingklak Makin Dangkal



PANGANDARAN, (PRLM).- Sudah sejak tahun 2005, perairan di Pelabuhan Penyeberangan Majingklak, di Desa Pamotan, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran terus mengalami pendangkalan. Kondisi tersebut kian memburuk beberapa tahun ini.
Diungkapkan petugas Pelabuhan Penyebrangan Balai Pengelolaan Pelabuhan Laut Angkutan Sungai, Danau, dan Penyebrangan Sub Unit Pelabuhan Penyebrangan Majingklak, Abdul Rohman, hingga kini pendangkalan terus terjadi. Hingga kapal pun harus memutar dari rute yang biasanya dahulu. "Karena di perairan terjadi pendangkalan, maka kapal mun harus memutar ke yang lebih dalam," ujarnya, Minggu (22/9/2013).
Abdul mengatakan, sejak terjadi pendangkalan sudah tidak ada kapal fery di sana. Pelabuhan tersebut menghubungkan penyebrangan dari Desa Pamotan, Kecamatan Kalipucang, ke Pulau Nusakambangan atau tepatnya di Desa Kleces, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap. Waktu tempuh menuju Nusakambangan yakni 30 menit dengan menggunakan kapal kecil. Pelayanan penyebrangan sendiri beroperasi 24 jam.
Dengan kondisi tersebut, Abdul berharap pemerintah dapat membenahi dan melakukan normalisasi. Sebab, jika berlarut-larut didiamkan akan kiat memburuk. "Dahulu pernah dilakukan pengerukan. Tetapi kini belum ada lagi," jelasnya.
Pendangkalan terlihat di dekat tempat kapal bersandar. Dasar air pun terlihat jelas, bahkan sudah ada yang surut. Lebih lanjut Abdul mengatakan, dengan terjadinya pendangkalan tersebut memang sudah tidak ada kapal fery di sana. Kemudian, jumlah penumpang pun kian sepi. "Dalam satu hari paling banyak sekitar 50 penumpang. Tidak ada lonjakan pula ketika menjelang lebaran kemarin," jelasnya.
Menurut dia, setiap harinya penumpang yang rutin menggunakan kapal adalah para penebang kayu. Mereka dari Nusakambangan atau sebaliknya menaiki kapal dan membawa naik sepeda motornya. Tidak hanya itu. Ada pun kapal yang memang diperuntukkan untuk mengangkut kayu potong. Harga tiket untuk menyebrang adalah Rp 10 ribu setiap orangnya. Dan, Rp 25 ribu untuk sepeda motor.
Abdul mengatakan, di Pelabuhan Penyebrangan Majingklan terdapat 12 unit kapal. Setiap armada dapat menampung muatan 15 orang dengan beban maksimal empat ton. Selain dilakukan normalisasi dirinya berharap adanya penataan wilayah. Sebab, lokasi tersebut pun berpotensi sebagai tempat wisata. "Di sini sudah banyak warga dan warga luar yang memancing. panorama alamnya pun bagus. Jadi, tidak ada salahnya dikembangkan sebagai objek wisata juga," ujarnya.
Di tempat yang sama, salah seorang penebang kayu Yanto (45) mengatakan setiap harinya dia menggunakan jasa penyebrangan di sana. "Saya selalu berangkat pukul lima pagi dari Pelabuhan Majingklak, dan membawa sepeda motor. Kemudian kembali dari Nusakambangan pukul lima sore," tuturnya

Senin, 23 September 2013

Anggota Balawista Berharap Bisa Jadi PNS, Saat Ini Dapat Upah Rp 700.000/Bulan



PANGANDARAN, (PRLM).- Seluruh anggota Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Pangandaran, hingga kini masih ada yang mendapatkan upah di bawah Rp 700 ribu setiap bulannya. Kemudian, mereka seluruhnya belum mendapatkan asuransi kesehatan.
Diungkapkan Ketua Balawista Kabupaten Pangandaran, Dodo Taryana, 30 anggotanya tersebut hanya mendapatkan asuransi jiwa. Padahal, menurut dia asuransi kesehatan pun sangat perlu.
Dia pun berharap jika seluruh anggota Balawista nantinya dapat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Maksudnya untuk lebih memperjelas status.
"Beban kerja kita berat, berisiko, dan menyangkut nyawa orang yang akan diselamatkan juga kitanya sendiri. Kita menyelamatkan jiwa orang, tetapi kita hanya mendapatkan asuransi jiwa, sedangkan asuransi kesehatan tidak," jelas Dodo, Rabu (18/9/2013).
Menurut Dodo, asuransi kesehatan dianggap perlu. Sebab, untuk menjadi seorang penyelamat diharuskan memiliki kondisi prima.

Bupati Pangandaran Ajukan tiga Nama Bakal Calon Sekda, Pemilihannya Wewenang Pemprov Jabar



PANGANDARAN, (PRLM).- Penjabat Bupati Kabupaten Pangandaran Endjang Naffandy telah mengajukan tiga nama bakal calon Sekertaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pangandaran kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Saat ini, ketiga nama tersebut sedang diproses.
“Beberapa hari lalu saya sudah serahkan usulan ketiga nama calon tersebut kepada Badan Kepegawaian Daerah (BKD red) Provinsi Jawa Barat. Jadi, kini bukan ranah saya lagi untuk pemilihannya,” jelasnya, Rabu (18/9/2013).
Pada saat diajukan, ketiga nama tersebut bersamaan dengan makalah program para calon. Nantinya, mereka diharuskan mengikuti uji kepatutan dan kelayakan di hadapan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.