Sabtu, 23 Januari 2016

Rencanakan Bangun Perguruan Tinggi Negeri di Luar Bandung




TARGET PTN: Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyatakan bakal menambah beberapa perguruan tinggi negeri pada tahun 2016. Sebelumnya di 2014, Universitas Siliwangi (bawah) dari swasta menjadi PTN selain Universitas Karawang. Pangandaran menjadi prioritas karena miliki potensi besar dalam menarik mahasiswa, terutama di wilayah Ciamis, Banjar hingga Kuningan.

Tahun 2016. Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana membangun berbagai perguruan tinggi negeri di berbagai daerah. Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan, tahun depan targetkan penambahan empat perguruan tinggi negeri (PTN) di Jawa Barat.
’’Jika tahun 2014 skemanya adalah menegerikan swasta, maka tahun 2016 adalah pembuatan PTN di luar domisili yakni kampus PTN membuka kampus daerah di Jawa Barat dan nanti akan ada Unpad di luar yang akan dibangun di Pangandaran,” jelas Heryawan di Bandung kemarin.
Menurut dia, hal tersebut didasarkan pada tingginya dinamika kawasan tersebut. Di area Priangan Timur bagian selatan, kawasan teraktif dari sisi mobilisasi penduduk dan pembangunan adalah Pangandaran dan Pelabuhan Ratu. Hal ini tercermin dari makin tingginya daya tarik daerah tersebut kepada orang luar, terutama di bidang pariwisata. Apalagi, Pangandaran sekarang sudah menjadi daerah operasi baru atau kabupaten.
Heryawan menyebutkan, pihaknya berhasil menambah empat PTN pada 2014. Dengan rincian, dua universitas swasta diubah menjadi negeri, yakni Universitas Siliwangi Tasikmalaya dan Universitas Karawang. Kemudian mendirikan politeknik negeri di Kabupaten Subang dan Kabupaten Indramayu.
Selain akan mendirikan Cabang Unpad di Pangandaran, pihaknya juga berencana akan membuat tiga kampus cabang negeri baru, yaitu Institut Teknologi Bandung cabang Cirebon. Nanti kalau sudah besar dipisahkan jadi kampus tersendiri. Kampus ini dibangun di atas lahan 18 hektar.
Dua perguruan tinggi negeri lainnya, juga di luar domisili, yaitu ITB di Bekasi, yang akan dibangun di atas lahan 40 hektar, dan membangun Institut Pertanian Bogor di Sukabumi. ”Jadi keseluruhan nanti ada tujuh PTN baru, guna menyiapkan SDM Jabar yang makin berkompoten,” ucap Heryawan.
Selain PTN, Jabar juga telah menyiapkan SMK dan SMA negeri berbasis pesantren. Menurutnya, pembelajaran agama untuk penguatan nilai moral tidak harus berada di pesantren murni atau madrasah aliyah.
Heryawan berpendapat dengan dibangunnya SMK berbasis pesantren ini sebagai jawaban dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan di kecamatan yang masih belum memiliki sekolah negeri sehingga siswa diharapkan yang rumahnya di daerah terpencil bisa terpenuhi pendidikannya dnegan menginap.
Di tempat sama, Penjabat Bupati Pangandaran Daud Ahmad menuturkan, wilayahnya punya potensi besar dalam menarik mahasiswa, terutama di wilayah Ciamis, Pangandaran, Banjar, Kuningan, dan Tasikmalaya. ”Selama ini mereka kuliah di Unsil, Unsud Purwakarta, Unigal Ciamis juga Bandung. Kalau ada di Pangandaran, membuat mobilitas terpusat dan indeks pembangunan manusia Pangandaran dan sekitarnya akan naik,” ungkapnya.
Menurut Daud, pihaknya belum miliki lahan tersedia untuk kawasan kampus yang setidaknya mencapai minimal 20 hektar di kabupaten tersebut. Akan tetapi, karena lahan pemerintah pusat masih luas di kabupaten tersebut, maka potensi itu masih terbuka luas.
”Kami sangat senang jika bisa terealisasi terutama untuk jurusan agrobisnis yang sesuai karakter daerah yakni jurusan Maritim dan Pertanian,” tutup dia.



Pemerataan Pendidikan, Jabar Bangun Kampus di Pangandaran


Gubenur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan (Aher) menyampaikan bahwa salah satu langkah nyata dalam melakukan pemerataan Perguruan Tinggi (PT) di Jawa Barat ialah dengan pembangunan dua kampus negeri baru, yaitu Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya dan Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika).
“Tahun 2014 kita punya kampus negeri baru, yaitu Unsil dan Unsika. Sedang Unswagati di Cirebon yang masih dalam proses,” tutur Aher saat membuka acara pertemuan bersama Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Kadarsah Suryadi di Rumah Dinas Gubernur, Gedung Pakuan Bandung, Jumat (20/3).
Menurut Aher, kesejahteraan masyarakat akan terbentuk dengan sendirinya ketika pemerataan pendidikan tercipta. Oleh karena itu, Aher menginginkan perguruan tinggi di Provinsi Jabar semakin diperbanyak. Tidak hanya berada di kota-kota besar, melainkan juga di daerah, seperti di Kabupaten Pangandaran. Salah satu perguruan tinggi yang sejalan dengan ide tersebut adalah ITB.
Selain itu, Aher pun memberi masukan agar pembentukan kampus di luar daerah turut dimotori oleh kampus-kampus berkualitas, seperti ITB dan Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung. Sehingga bisa terbentuk kampus-kampus daerah yang berkualitas seperti kampus di kota besar. “Kan kalau dari gajah, pasti lahir gajah,” ujar Aher.
Gagasan pembangunan PT di daerah mendapat apresiasi Rektor ITB, Kadarsah Suryadi. Menurutnya, pembentukan kampus di luar kota-kota besar merupakan komitmen pemerintah dalam meningkatkan angka partisipasi kasar. Hal ini perlu dilakukan, terlebih di era pembangunan infrastruktur, saat ini Indonesia masih kekurangan insinyur. Ide tersebut dinilai bisa mencegah penggunaan jasa tenaga asing.
“Kampus di luar domisili itu kan sebetulnya bagian dari komitmen pemerintah dalam meningkatkan angka partisipasi kasar. Dan itu sebetulnya kita kekurangan tenaga insinyur. Apalagi sekarang banyak infrastruktur yang dibangun. Kalau sampai kita kekurangan insinyur, sedangkan infastruktur banyak dibangun, resikonya pihak asing yang akan masuk. Nah, supaya negara bisa memenuhi kebutuhan tenaga insinyur, maka angka partisipasi kasar inilah yang harus kita tingkatkan. Soal pemerataan kampus pendidikan pun jangan sampai dibangun di kota besar saja, supaya kawan-kawan kita yang areanya jauh dari kota besarpun mendapatkan pendidikan yang sama dengan yang di kota,” tutur Kadarsah.
Kadarsah menambahkan dari perencanaan pembangunan PT, salah satu target pendirian kampus domisili akan dibangun di Kabupaten Pangandaran dengan tujuan meningkatkan aspek kemaritimannya. “Kita sebetulnya masih punya beberapa pemikiran, tetapi Pak Gubernur mengopsikan agar dibangun kampus di Pangandaran, dengan alasan kemaritiman,” tutup Kadarsah. 

Wacana Pangandaran Mendirikan Universitas


Wacana akan kebutuhan ruang pendidikan terutama jenjang akademi dan bertaraf universitas, sudah bergulir jauh sebelum terbentuknya Pangandaran sebagai Daerah Otonimi Baru dan terbentuk sebagai Kabupaten pariwisata yaitu Kabupaten Pangandaran. Wacana tersebut rupanya sudah sampai dalam tahapan yang lebih serius mengingat pada (22/01) lalu, Penasehat Yayasan Pendidikan Pangandaran (YPP) H.Danny Setiawan yang juga mantan Gubernur Jawa Barat dan Tjatja Kuswara mantan Plt Bupati Bandung Barat serta jajaran pengurus Universitas Pangandaran (Unipan) Yayasan Pendidikan Pangandaran (YPP) bersilaturahmi dengan Pj. Bupati Pangandaran H. Endjang Naffandy.
Memang sudah waktunya pangandaran membangun daerahnya sendiri mulai dari Pendidikan dan unit-unit lainnya untuk mengembangkan dan mensejahterakan rakyatnya.

Dalam pertemuan tersebut, Selain silaturahmi, agenda tersebut sekaligus menyampaikan kabar baik yakni izin dari Dikti untuk pendirian Unipan segera terbit sehingga dalam waktu dekat ini Unipan segera terbentuk. “Agenda lainnya, kami berharap dukungan dan dorongan dari Pak Bupati demi kelancaran pendirian Unipan,”ujar Ketua YPP Unipan, Hadi Sudarmo. Sementara mantan Gubernur Jabar, H. Dani Setiawan mengatakan, pertemuan ini hanya sebatas silaturahmi dengan Pj Bupati Endjang Naffandy, sehubungan dengan adanya proses pendirian YPP Unipan yang melibatkan dirinya sebagai Dewan Penasehat di yayasan tersebut. Ia pun berharap dukungan dan dorongan dari pemerintah daerah Kabupaten Pangandaran. Di tempat sama, Endjang mengaku mendukung pengembangan pendidikan di Kabupaten Pangandaran, namun mengingat APBD yang masih sangat minim, untuk saat ini belum bisa membantu dalam hal anggaran tukasnya.

Menanti Berdirinya Universitas Pangandaran




Wacana akan kebutuhan ruang pendidikan terutama jenjang akademi dan bertaraf universitas, sudah bergulir jauh sebelum terbentuknya Pangandaran sebagai Daerah Otonimi Baru dan terbentuk sebagai Kabupaten pariwisata yaitu Kabupaten Pangandaran. Wacana tersebut rupanya sudah sampai dalam tahapan yang lebih serius mengingat pada (22/01) lalu, Penasehat Yayasan Pendidikan Pangandaran (YPP) H.Danny Setiawan yang juga mantan Gubernur Jawa Barat dan Tjatja Kuswara mantan Plt Bupati Bandung Barat serta jajaran pengurus Universitas Pangandaran (Unipan) Yayasan Pendidikan Pangandaran (YPP) bersilaturahmi dengan Pj. Bupati Pangandaran H. Endjang Naffandy.
Dalam pertemuan tersebut, Selain silaturahmi, agenda tersebut sekaligus menyampaikan kabar baik yakni izin dari Dikti untuk pendirian Unipan segera terbit sehingga dalam waktu dekat ini Unipan segera terbentuk. “Agenda lainnya, kami berharap dukungan dan dorongan dari Pak Bupati demi kelancaran pendirian Unipan,”ujar Ketua YPP Unipan, Hadi Sudarmo. Sementara mantan Gubernur Jabar, H. Dani Setiawan mengatakan, pertemuan ini hanya sebatas silaturahmi dengan Pj Bupati Endjang Naffandy, sehubungan dengan adanya proses pendirian YPP Unipan yang melibatkan dirinya sebagai Dewan Penasehat di yayasan tersebut. Ia pun berharap dukungan dan dorongan dari pemerintah daerah Kabupaten Pangandaran. Di tempat sama, Endjang mengaku mendukung pengembangan pendidikan di Kabupaten Pangandaran, namun mengingat APBD yang masih sangat minim, untuk saat ini belum bisa membantu dalam hal anggaran tukasnya.
Nantinya dengan terbentuknya sebuah universitas di Pangandaran akan dapat mencerdaskan terutama warga dan anak-anak muda Pangandaran, yang notabene selama ini anak-anak berprestasi Pangandaran, melanjutkan jenjang pendidikanya di luar Pangandaran dan universitas terdekat yaitu Universitas Galuh Ciamis, dan tak sedikit pula yang mencari gelar sarjana di Jogjakarta, Bandung atau bahkan sampai Jakarta. Nantinya penyelenggaraan kegiatan berjenjang universitas dapat di langsungkan di Pangandaran dan sumber daya manusia dapat terserap guna kemajuan kabupaten Pangandaran tentunya.

Jumat, 22 Januari 2016

PERGURUAN TINGGI NEGERI DIPERLUKAN WARGA PANGANDARAN


Terbentuknya Kabupaten Pangandaran menjadi Daerah Otonom Baru (DOB), tentunya perlu dipikirkan strategi untuk membangun wilayah itu menjadi daerah mandiri. Selain menggenjot potensi parawisata yang menjadi andalan di wilayah itu, juga perlu dipikirkan mendirikan Perguruan Tinggi Negeri untuk mendorong kemajuan SDM (Sumber Daya Manusia) di pesisir selatan Jawa Barat itu.
Ketua Komisi II DPR RI, Drs. Agun Gunandjar Sudarsa, mengatakan, penggalian pontensi parawisata di Pangandaran perlu didukung dengan berdirinya sebuah Perguruan Tinggi Negeri di daerah itu. Perguruan Tinggi yang dimaksud, yakni berbentuk Politeknik yang mengambil jurusan Parawisata dan Kemaritiman atau Kelautan.
"Dalam menggali sebuah potensi daerah juga perlu didukung oleh SDM yang mumpuni. Se-kaya apapun sebuah daerah, tp tidak didukung oleh SDM masyarakat-nya yang mumpuni, tentunya sulit untuk daerah itu cepat maju," ujarnya, kepada HR, di Pangandaran, beberapa waktu lalu.
Menurut Agun, di daerah Jawa Barat, Perguruan Tinggi Negeri hampir seluruhnya terpusat di Bandung sebagai Ibukota Provinsi. Jika seluruh PTN seluruhnya harus di Bandung, tentunya akan menghambat kemajuan SDM di daerah lain di Jawa Barat. "Tentunya perlu terobosan baru. Misalnya, di daerah Pantura Jawa Barat dan di pesisir pantai selatan Jawa Barat, harus berdiri PTN. Dan pendirian PTN tidak harus selalu di Bandung," tegasnya.
Apabila pendirian PTN dilakukan di Pangandaran, lanjut Agun, dia yakin pontensi parawisata dan kemaritiman di Pangandaran akan lebih tergali. "Dengan hadirnya Politeknik ini di Pangandaran, selain akan berpengaruh terhadap penggalian potensi, juga akan menghidupkan kota Pangandaran sendiri. Karena akan banyak dari daerah lain yang kuliah ke Pangandaran," ujarnya.
Agun juga mengungkapkan, dia sebagai wakil rakyat dari Dapil Ciamis, akan mengusulkan ke pemerintah pusat agar daerah-daerah DOB baru, salah satunya Pangandaran, untuk diperhatikan dari sisi anggaran guna percepatan pembangunan di daerah itu.
"Kita juga akan mengusulkan soal pendirian PTN di Pangandaran ini ke pemerintah. Karena setelah Kabupaten Pangandaran ini terbentuk, ke depannya harus menjadi daerah yang mandiri dan bisa sejajar dengan daerah lain," ujarnya.
Menurut Agun, faktor potensi SDA (Sumber Daya Alam) yang dimiliki Pangandaran sedikitnya menjadi modal untuk menciptakan dearah maju. "Yang perlu dipikirkan, tinggal bagaimana menggali pontensi tersebut," pungkasnya.  

SUMBER:http//:harianrakyat.com


Senin, 11 Januari 2016

PRA-PON

   Pra-PON Pacuan Kuda Diikuti 12 Provinsi

  

 Sebanyak 12 provinsi dipastikan ikut pada babak kualifikasi cabang olahraga berkuda PON XIX/2016 nomor pacuan yang akan digelar di Gelanggang Pantai Indah Legok Jawa, Pangandaran, Jawa Barat, Sabtu – Minggu.
“Peserta tidak ada perubahan, 12 provinsi hadir untuk babak kualifikasi cabang pacuan kuda,” kata Ketua Umum Pengda Pordasi Jabar Agus Welianto di Bandung, Kamis (7/1/2016).
Pelaksanaan babak kualifikasi pacuan kuda sempat tertunda dari rencana semula 28-29 Desember 2015 karena sarana prasarana yang belum siap serta akomodasi hotel yang penuh karena berbarengan dengan momen Libur Tahun Baru 2016.
Perhelatan babak kualifikasi pacuan kuda yang kembali dipertandingkan sebagai nomor pertandingan resmi PON XIX/2016 itu akan mempertandingkan lima nomor lomba yakni kelas yaitu A terbuka, A sprint, C, D1, D2 dN juga kelas E.
Selain itu juga dipertandingkan kelas eksibisi yakni kelas B, D jauh, C jauh dan kelas F.
Babak kualifikasi merupakan ajang wajib bagi peserta sebagai syarat untuk bisa berlaga pada babak utama PON XIX/2016, bulan September 2016.
“Trek pacuannya sudah rampung dan layak untuk pacuan, sarana tribun dan pendukungnya memang belum rampung, namun kami pastikan selesai,” kata Agus.
Sementara itu Kontingen Jawa Barat menjadi daerah dengan jumlah kuda terbanyak yakni sebanyak 35 kuda pacuan. Disusul kemudian oleh DKI Jakarta yang mendaftarkan 30 kuda pacuannya.
“Kamis ini sebanyak 10 kuda DKI sudah tiba di Pangandaran, juga dari beberapa daerah lainnya, termasuk Jabar sudah jauh hari berada di sana,” katanya.
Sama halnya juga Jawa Timur dan Jawa Tengah juga dipastikan akan membuat persaingan kian ketat serta dari tujuh kontingen provinsi lainnya.
Terkait sarana pertandingan, kata Agus pihaknya terus melakukan koordinasi dengan PP Pordasi.
“Yang disoroti PP Pordasi saat itu mengenai kelayakan lapangan pacu karena yang main bukan atlet semata tapi juga kuda. Bila masih lalu lalang alat berat tidak bisa dilaksanakan. Dan kami pastikan tidak ada pengerjaan saat babak kualifikasi berlangsung,” kata Agus.
Sementara itu Ketua Pengda Perbasi Jabar Karina Sadhak menyebutkan, Kontingen Jabar mendaftarkan 35 kuda pacuannya termasuk joki-joki andalannya.
“Sebanyak sepuluh kuda pacuan sudah dipastikan lolos ke PON XIX/2016 karena mendapat wild card sebagai tuan rumah,” kata Karina.
Tuan rumah Jabar mendapat jatah dua kuda pacuan untuk setiap nomor pertandingannya. Namun demikian Jabar akan tetap fight pada babak kualifikasi yang menjadi salah satu tolok ukur hasil Pelatda.


KOMPETISI BERKUDA PON XIX/2016 DI JAWA BARAT



Babak Kualifikasi Pacuan Kuda PON 2016 Digelar Desember di Pangandaran

Yeyen Rusyana Diyan (kedua dari kiri) bersama Sekjen Equestrian Indonesia, Dewi Anggraeni, Bendahara Eqina, Shandi Sadino dan Kabid Binpres Eqina, Bibit Sucipto 

Kompetisi berkuda PON XIX/2016 di Jabar menyediakan 15 medali emas dari equestrian dan pacuan. Equestrian dilombakan di Detasemen Kavaleri Kuda (Denkavkud) TNI-AD, Parongpong,  memperebutkan 10 medali emas. Pacuan, dengan lima medali emas, dipentaskan di Gelanggang Pacuan Pantai Legok Jawa, kecamatan Cimerak. Kabupaten Pangandaran.                    
Yeyen Rusyana Diyan, ketua panitia pelaksana kompetisi berkuda PON XIX/2016, Rabu (28/10) petang mempresentasikan rencana equestrian dan pacuan pada PON XIX/2016 ini, didepan peserta Munas Pordasi XII/2015 di The Alana Hotel & Convention Center, Solo, Jateng.     
Pada kesempatan ini Yeyen lebih banyak mengurai kompetisi pacuan. Saat ini, pembangunan gelanggang pacuan kuda pantai Legok Jawa sudah mencapai 60 persen. Lapangan pasir, dengan panjang 1200 meter dan lebar 16 meter.                                           
Lima nomor pacuan yang akan dipertandingkan adalah, kelas terbuka 2200 meter; kelas A 'sprint' 1300 meter; kelas C-1600 meter; kelas D-1400 meter; dan kelas E-1200 meter.     
Dalam peraturan umum disebutkan, di PON XIX/2016 setiap kelasnya hanya melibatkan masing-masing 12 kuda. Ke-12 tersebut adalah yang lolos dari babak kualifikasi yang diselenggarakan Desember mendatang di Pangandaran.  
Dari 14 pengprov peserta Munas XII Pordasi ini, hanya wakil pengprov NTT yang keberatan. Jerry Manafe, anggota DPRD NTT, mengusulkan agar babak kualifikasi pacuan kuda PON XIX ini dilaksanakan di beberapa daerah.
Ia juga menyatakan, panitia pelaksana pacuan kuda PON XIX seyogyanya bisa bersikap lebih bijaksana agar kompetisi pacuan PON XIX itu dapat melibatkan kuda-kuda dari banyak daerah.                            
Menanggapi usulan tersebut, Yeyen Rusyana Diyan menyatakan, babak kualifikasi ini sudah merupakan jalan terbaik untuk memperoleh kuda-kuda finalis terbaik yang akan bertanding bulan September 2016 mendatang.          
Yeyen juga menyebutkan, peserta Munas seyogyanya juga mempertimbangkan kerja keras KONI dan Pengprov Pordasi Jabar yang telah memperjuangkan disiplin olahraga pacuan kuda ini untuk pertama kalinya dapat dipertandingkan secara resmi di PON XIX/2016.
Pacuan sebelumnya pernah menjadi cabor eksebisi pada 1980-an. Cabor berkuda semestinya dipertandingkan pada PON XVIII tahun 2010 di Riau, tetapi ketua KONI Pusat saat itu, Rita Subowo, memutuskan tetap tidak dipertandingkan. "Kami terus berjuang sehingga pacuan akhirnya bisa resmi dipertandingkan di PON XIX ini," papar Yeyen Rusyana Diyan.


PERSIAPAN PON 2016



80 kandang disiapkan di arena pacuan kuda PON 2016

Arena pacuan kuda untuk PON 2016 di Desa Legok Jawa, Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran Jabar, ditargetkan rampung pada akhir tahun 2015 dengan disiapkan 80 kandang. "Kami targetkan empat bulan ke depan beres. Tapi kemungkinan paling lambat bulan Desember, semuanya sudah rampung," kata Sekum Pengda Pordasi Jabar, Jejen Rusyana Diyan di Bandung, Menurut dia, Pordasi akan terus berkoordinasi dengan pemerintah, agar pembangunan venue pacuan kuda rampung tepat waktu. Kini sudah disiapkan anggaran hampir Rp7 miliar untuk perbaikan dan peningkatan kualitas venue pacuan kuda ini.

Perkembangan terkini sudah dibangun sekitar 80 kandang kuda yang disiapkan bagi para kontestan dari provinsi yang akan turun di Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX  Jabar itu.

Rencananya pacuan kuda ini, akan diikuti sekitar 12 provinsi antara lain Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI Jakarta dan Sumatra Selatan. Bahkan rencananya, babak kualifikasi (BK) PON XIX 2016 Jawa Barat, digelar di tempat itu.

Jejen menjelaskan, venue pacuan kuda ini mempunyai luas sekitar 10 hektar. Nantinya akan dibangun tribun penonton dan perbaikan kandang kuda yang saat ini sudah berdiri.

"Dengan luas seperti itu, sudah ideal untuk menggelar event nasional bahkan internasional," katanya.

Lokasi pacuan kuda PON XIX/2016 di Legok Jawa berjadak 34KM dari Pangandaran yang ditempuh kurang lebih 45 menit.

"Sebaiknya pemerintah perlu memikirkan akses jalan ideal, seperti diaktifkan kembali penerbangan di Pangandaran dan jalur kereta api menuju Pangandaran," katanya.

"Kalau kuda-kuda peserta, bisa menggunakan truk. Sedangkan penerbangan ke Bandara Nusawiru bisa dioptimalkan pada saat PON nanti," kata Jejen menambahkan.