Senin, 29 April 2013

Warga Margacinta Harapkan Perbaikan Puskesmas Pembantu



PANGANDARAN, (PRLM).- Sudah sejak tahun 2009, atap bangunan dari Puskesmas Pembantu yang ada di Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran rusak. Hingga kini, kondisi atap yang berlubang dan pernah ambruk itu dibiarkan tanpa diperbaiki.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintahan setempat untuk mendapat bantuan. Dengan harapan, Puskesmas Pembantu yang ada di Dusun Cidawung dapat diperbaiki. “Kondisinya sudah sejak 2009. Dari dahulu hingga sekarang, kondisinya kian parah. Hingga akhirnya ruangan yang atapnya rusak tidak digunakan,” ucap Kepala Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, Ade Bin Suhardja, ditemui di ruang kerjanya, Senin (29/4/2013).
Ade menjelaskan, dengan kondisi tersebut, akhirnya ruang pemeriksaan yang digunakan hanya ruang sebelahnya. Di puskesmas pembantu itu, terdapat tiga ruangan dengan dua pintu. Untuk yang rusak adalah atap di satu ruang periksa dengan pintu terpisah. Situasi tersebut pun membuat perawat yang ada di sana tidak lagi bermalam di puskesmas. Awalnya, setiap malamnya ruangan yang kini rusak ditempati oleh perawat untuk bermalam.
Menurut Ade, Puskesmas Pembantu tersebut ada untuk melayani warga Desa Margacinta yang berjumlah 3.185 jiwa atau 1.161 Kepala Keluarga (KK). “Saya sudah mengajukan permohonan bantuan ke pemerintahan Kabupaten Ciamis, juga Provinsi Jawa Barat. Dengan besar dana yang dibutuhkan adalah Rp 75 juta. Akan tetapi hingga sekarang belum ada tanggapan atau realiasasi bantuan,” katanya.
Sementara itu, ditemui di Puskesmas Pembantu Desa Margacinta, salah seorang perawat yaitu Ia Kurniati mengaku takut dengan kondisi bangunan saat ini. Bahkan, ketika memeriksa kondisi pasien pun dirinya selalu was-was. “Saya sering lihat ke atas. Soalnya, kondisi atap yang dari dua ruang periksa yang saat ini masih digunakan juga sudah hampir ambruk,” ujarnya.
Dia menceritakan, pada tahun 2009 atap ruangan yang kini ambruk sempat mengagetkan dirinya, juga pasien dan warga setempat. Sebab, suara yang ditimbulkan cukup keras. “Beruntung sedang tidak ada orang. Saya tidak dapat membayangkan kalau sedang ada orang,” tuturnya.
Demi keselamatan, akhirnya genting dari atap yang rusak itu dilepas, dan kayu atap yang sudah rusak oleh rayap pun dibuang. Ia yang setiap hari bertugas dengan Bidan Kurnia saat ini tidak lagi menginap di puskesmas tersebut. Dirinya kini terpaksa pulang pergi dari rumahnya yang didaerah Kecamatan Parigi untuk ke tempat bekerjanya.
Besar harapan, bangunan puskeskmas tersebut dapat segera dibenahi. Selain membahayakan keselamatan, juga kondisi tersebut kurang baik untuk kesehatan. Sebab, menjadi berdebu. Ditambahkan dia, setiap harinya Puskesmas Pembantu melayani sekitar tiga pasien. Dengan rata-rata usia bervariasi. Mulai dari anak-anak hingga 50 tahun ke atas. (A-195/A-147)***
Sumber dari : Pikiran Rakyat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar