Selasa, 11 Juni 2013

Ombak Besar, Nelayan di Pangandaran Berhenti Melaut



SEJUMLAH nelayan berikut pengangkut perahu di Pantai pangandaran menggotong perahu yang baru mendarat, Jumat (7/6/13). Perahu tersebut di parkir di tepi pantai hingga aman dari terjangan ombak yang belakangan ini tengah besar.
PANGANDARAN, Gelombang besar yang melanda wilayah pantai Pangandaran, Kabupaten Pangandaran dan sekitarnya, memaksa sejumlah nelayan tidak pergi melaut.
Kini mereka memanfaatkan waktu untuk memperbaiki alat tangkap, seperti jaring maupun perlengkapan perahu.
Di tengah laut yang merupakan areal tangkapan nelayan, gelombang bisa mencapai hingga tiga meter. Keadaan tersebut sangat berbahaya bagi nelayan Pangandaran, karena perahu yang digunakan nelayan berukuran kecil.
"Di tepi pantai memang tidak begitu terasa besar, tetapi jika sudah berada agak tengah ombak bear terus datang silih berganti. Angin juga kencang. Lebih baik istirahat sembari memperbaiki alat tangkap," ungkap jajang nelayan Pantai Timur Pangandaran, Kabupaten Pangandran, Jumat (7/6).
Dia mengungkapkan bahwa sebenarnya sebelum datang ombak besar sedang musim ikan, sehingga hasil tangkapan lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Keadaan tersebut hanya berlangsung beberapa hari, yang disusul dengan datangnya ombak disertai angin kencang.
"Sebenarnya hasil tangkapan mulai banyak, akan tetapi sekarang terpaksa harus berhenti, tidak melaut. Risikonya sangat besar, apalagi perahu kami ukurannya keil, bera dengan nelayan dari Cilacap yang beroperasi pakai perahu besar. Sekarang sih lebih banyak memperbaiki jaring dan perahu saja," tuturnya.
Bersama dengan nelayan lain, Ranto, ia menambahkan berbeda dengan nelayan di tempat lain, nelayan di Pangandaran setiap hari Jumat tidak melaut.
Tradisi itu sudah berlangsung sejak zaman dulu. "Setiap hari Jumat, nelayan di sini tidak melaut. Ya setidaknya memberi kesempatan laut untuk kembali menyediakan ikan lebih banyak," ujar Jajang.
Pada bagian lain ia mengatakan bahwa lokasi tangkap nelayan Pangandaran tidak begitu jauh dari pantai. Hal itu disebabkan karena perahu yang dipakai menangkap ikan berukuran kecil.
"Paling satu sampai satu setengah jam perjalanan. kalau yang memancing, jaraknya lebih jauh lagi, dan ikan yag didapat juga berukuran lebih besar," tuturnya.
Sementara Ranto mengungkapkan pada hari Senin (3/6) sebuah perahu nelayan di sekitar Pelabuhan Pendaran Ikan (PPI) Cikidang, Desa Babakan, Pangandaran hancur akibat diterjang ombak besar.
Kecelakaan itu terjadi hanya beberapa saat setelah perahu keluar dari pangkalan perahu di sekitar PPI Cikidang. "Beruntung nelayan selamat. kejadiannya juga di lokasi pintu keluar PPI. Ombaknya memang sangat besar hingga perahu pecah," ungkapnya.
Berkenaan dengan gelombang tinggi, ketua Rukun Nelayan (RN) Sukidin mengungkapkan sudah menyebarkan informasi adanya ancaman gelombang tinggi yag diterima dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kepada nelayan pangandaran. Hanya saja, beberapa nelayan tetap nekad melaut, salah satu alasannya karena untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya.
"Informasi tersebut sudah diteruskan kepada nelayan. Memang masih ada yang melaut, untuk itu kami minta agar mereka lebih waspada sebab kondisi ombak di tengah laut dapat cepat berubah. Saya juga tidak bisa melarang meleka agar tidak melaut, jadi sifatnya hanya sekadar mengimbau saja," ujarnya.
Sumber dari : Pikiran Rakyat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar