Sabtu, 22 Juni 2013

Jalur KA Banjar-Cijulang Akan Berdampak Positif bagi Kab. Pangandaran



PANGANDARAN, (PRLM).- Wacana akan diaktifkannya kembali jalur kereta api Banjar – Cijulang, akan memiliki dampak positif bagi Daerah Otonom Baru (DOB) Kabupaten
Pangandaran. Selain sebagai sarana transportasi, itu dapat menjadi daya tarik bagi sektor pariwisata.
Jalur kereta api tersebut menyuguhkan kenikmatan bagi penumpang. Keindahan panorama alam pegunungan laut, menjadi ciri khas dari rute itu. Tidak terlepas pula dengan adanya Terowongan Wilhelmina dan Jembatan Cikacepit.
Saat ini, kondisi jalur tersebut memprihatinkan. Rel dan bantalan rel sudah banyak yang dicuri. Kemudian, jembatan dan jalur pun beralih fungsi menjadi lahan untuk bercocok tanam dan dibangun bangunan.
Dengan demikian, rencana reaktifasi tersebut diharuskan adanya komitmen dan sinergitas juga kerjasama antar instansi. Sebab, pada pelaksanananya, harus ada beberapa hal yang diselesaikan.
Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop II Bandung, Bambang S Prayitno menyambut baik rencana pengaktifan kembali. Namun, pada pelaksanaannya, harus berbagi peran.
“Kita harus berbagi peran. Yaitu Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, dan juga PT KAI sebagai operator,” ujar Bambang, Kamis (20/6/2013).
Bambang mengatakan, untuk pengaktifan kembali jalur tersebut prosesnya membutuhkan waktu cukup lama. Juga biaya yang tidak sedikit.
Kemudian, perencanaannya pun harus matang. Diakui dia, saat ini
kondisi jalur tersebut sudah harus dibenahi. Mulai dari rel yang hilang dicuri. Lalu besi di jembatan. Kemudian, kondisi terowongan pun harus diperbaiki.
“Tidak hanya itu, di sepanjang jalur banyak yang beralih fungsi lahan. Seperti digunakan untuk bercocok tanam, dan didirikan bangunan. Kita perlu bekerja sama untuk itu. Terutama untuk penyelesaian itu dari pihak pemerintah,” ucapnya.
Untuk kondisi jalur, itu pun harus diperiksa dan dipastikan. Seperti jembatan darn terowongan. Sebab, dengan sudah lama tidak digunakan dan dirawat, dikhawatirkan ada yang sudah tidak layak.
“Misalnya Terowongan Wilhelmina. Kita harus mengecek terlebih dahulu dan memastikan kondisinya. Apakah ada rembesan air, juga kelayikannya. Jadi, harus diteliti terlebih dahulu seluruhnya,” jelasnya.
Dikatakan Bambang, pada prinsipnya PT KAI sebagai operator siap untuk pengaktifan kembali. Lalu, pihaknya pun sering menerima masukan dari masyarakat dan warga yang menanyakan apakah jalur itu akan kembali dioperasikan.
“Jelas ini berpotensi dan menguntungkan bagi Kabupaten Pangandaran yang baru saja lahir. Jalur ini dapat penjadi penggerak perekonomian, juga potensi di sektor wisata. Karena, jalur ini menyuguhkan keindahan panorama alam pegunungan, dan laut,” ucapnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar