Mendayung Kesejahteraan di Ciamis Selatan
Oleh H. Umung Anwar Sanusi, LcJum'at, 12 November 2010 05:24 WIB | Dibaca 3.008 kali
CIAMIS manjing dinamis. Demikian slogan yang sangat dikenal luas warga di Tatar Galuh Ciamis. Ciamis manis memang dinamis, hanya dalam waktu lima tahun telah dan sedang berlangsung dua kali proses pemekaran wilayah. Kali pertama pada tahun 2003 Kota Banjar resmi berpisah dari Kabupaten Ciamis.
Sekarang sedang berlangsung pembentukan kabupaten baru di Ciamis bagian Selatan. Selanjutnya saya akan menyebutkan "Ciamis Selatan". Isu ini menjadi bola panas yang terus bergulir di ruang sidang DPRD Kabupaten Ciamis. Semua fraksi di Dewan sepakat untuk memisahkan bagian Selatan kabupaten yang memasuki usianya yang ke 366 tahun itu menjadi bagian yang tersendiri.
Isu awal yang mengemuka adalah soal kesejahteraan urang kidul yang merasa tidak diperhatikan oleh Pemerintah Daerah. Terjadinya kesejangan ekonomis (economic gap) Ciamis Selatan- Ciamis Utara/Tengah. Infrastruktur jalan banyak yang rusak, sekolah hancur, irigasi garing dan persoalan ketidaktersediaan lapangan ekonomi yang menguntungkan.
Walaupun pada tahap berikutnya proses pembentukan Kabupaten Ciamis bagian Selatan masuk ke ranah politik. Hampir semua elemen politik di Ciamis berupaya memasukan bola panas ini ke gawang lawan. Berupaya merebut pangsa hati, pangsa pikir dan pangsa pasar politik di pakidulan. Apa lagi Pilkada dan Pemilu sebentar lagi, kalo tidak aral Oktober tahun ini akan ada bupati baru atau bupati lama dengan baju baru.
Terlepas dari persoalan politik yang menurut saya adalah sah dan wajar selama dalam koridor aturan dan etika. Yang menjadi persoalan adalah expactacy utama urang kidul mengapa mereka mau berpisah dari Ciamis. Masyarakat menginginkan akses pendidikan dan kesehatan yang mudah. Bukan hanya mudah tetapi harus murah. Masyarakat menginginkan berjalannya roda perekonomian untuk meningkatkan daya beli mereka minimal terhadap kebutuhan dasar.
Banyak faktor mengapa usaha ekonomi masyarakat tidak berjalan. Mengapa tidak untung? Karena terjadi inefisiensi produksi untuk membayar kelebihan biaya dari yang seharusnya mereka bayar. Jalan rusak menyebabkan akses ke tempat transaksi pasar dan ongkos transport faktor-faktor produksi menjadi lebih mahal.
Sebagian besar warga Ciamis Selatan juga memiliki keterbatasan terhadap akses permodalan. Baik modal dari pemerintah berupa Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) atau pun modal dari lembaga keuangan seperti bank karena memang mereka tidak bankable. Disamping persoalan klasik berupa rendahnya kualitas sumberdaya manusia.
Potensi Ciamis Selatan
Potensi Ciamis Selatan sungguh sangat luar biasa. Mulai dari potensi pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, kehutanan, pariwisata, bahkan peluang sektor jasa dan industri sangatlah besar. Ini merupakan anugrah Yang Maha Kuasa berupa modal alam yang sangat strategis untuk menciptakan kesejahteraan di Ciamis Selatan.
Hampir semua kecamatan di Ciamis Selatan berpotensi untuk pengembangan peternakan, khususnya ternak ruminansia seperti sapi dan domba. Berdasarkan Iklim dan topografinya Ciamis Selatan bisa menjadi sentra ternak potong terbesar di Indonesia. kontour daerah yang berbukit-bukti sampai landai mulai dari Kecamatan Langkaplancar, Cigugur, Parigi, Cijulang, Cimerak, Sidamulih sebagian Pangandaran dan Kalipucang sangatlah cocok untuk mengembangkan obsesi ini. Lahan di Ciamis Selatan yang sebagian besarnya tidak dimanfaatkan secara ekonomis bisa ditanami rumput pakan ternak disamping hutan rakyat dalam jangka panjang yang sangat menjanjikan.
Yang tidak kalah menarik adalah potensi pariwisata Ciamis Selatan yang begitu eksotis. Mulai dari wisata bahari, wisata sungai dengan Cukang Taneuh, Green Canyon-nya Cijulang, wisata gunung dan hutan yang sangat indah. Sedikit investasi dalam sektor ini akan menarik rupiah dan dollar menjadi bakal PAD-nya Ciamis Selatan makin kembung.
Sepanjang pesisir pantai Ciamis Selatan juga merupakan potensi perikanan tangkap dan tambak yang besar. Membangun pelabuhan bagi kapal-kapal nelayan akan memberikan nilai tambah bagi pendapatan nelayan. Belum lagi dengan modernisasi alat tangkap, nelayan pangandaran bisa mengarungi samudra nan luas untuk tangkapan ikan yang lebih banyak.
Membangun aneka industri dengan bahan dasar ikan laut merupakan potensi ekonomi yang luar biasa. Industri pengolahan ikan laut dalam skala besar sangat menjanjikan. Ditambah lagi dengan mengembangkan industri rumah tangga berupa aneka produk makanan khas pakidulan dan kerajinan berbasis hasil laut.
Potensi produk perkebunan juga sangat melimpah. Kelapa misalnya, dengan aneka bagian produknya merupakan bahan baku industri yang sangat menguntungan untuk dikembangkan. Konon gula kelapa dari Ciamis Selatan ini merupakan salah sastu pemasok terbesar untuk industri kecap terkenal di Jakarta.
Mengapa tidak, kita buat industri kecap di Ciamis Selatan. Belum lagi dari pengolahan daging kelapa menjadi virgin oil yang bernilai ekspor. Ditambah pengolahan sabut dan tempurungnya yang merupakan bahan baku industri di luar negeri dan sumber karbon aktif.
Pangandaran sebagai pusat pertumbuhan pertama akan mendorong sektor jasa bergerak lebih maju. Seiring waktu titik pertumbuhan disebar ke daerah lain yang otomatis setiap titik pertumbuhan membutuhkan akomodasi sektor jasa yang lebih mapan. Ini akan mendorong investasi dan pertumbuhan bergerak lebih dinamis yang akan mestimulasi tumbuhnya sektor ekonomi lainnya seperti sektor informal yang menjadi tumpuan hidup utama sebagian masyarakat ekonomi lemah.
Apa yang harus dilakukan?
Diperlukan perencanaan yang matang untuk memetakan persoalan dan kondisi saat ini sebagai titik tolak menentukan apa yang kita inginkan dan bagaimana mencapainya. Diskusi dengan pakar ekonomi dan industri, sosial, pendidikan, politik dan pemerintahan, dan pakar lainnya mutlak diperlukan. Sehingga diperoleh suatu rumusan perencanaan yang mendapatkan justifikasi otoritas ilmiah. Walaupun dalam perjalanannya perubahan adalah sebuah keniscayaan. Tapi paling tidak kita sudah tahu apa yang ingin dicapai dan sudah berjalan pada rel dan arah yang benar.
Sebagai masukan untuk mencapai kesejahteraan bagi masyarakat Ciamis Selatan ada beberapa tahapan yang harus dilakukan :
1. Reformasi Birokrasi
Reformasi birokrasi adalah hal pertama yang harus dilakukan. Reformasi birokrasi dilakukan dengan penerapan tata kelola pemerintahan yang baik (Good goverment and good governance). Menciptakan aparat birokrasi yang bersih, efektif dan efesien adalah wajib hukumnya. Aparat negera harus bebas perilaku koruptif, kolutif dan nepotif. Kerja birokrat harus transparan dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan (accountable).
Untuk mencapai kinerja aparat pemerintahan yang baik harus diciptakan sistem pelayanan publik yang handal. Sistem yang dibuat tidak memberikan peluang sekecil apapun segala bentuk perilaku manipulatif. Pelayanan publik dilakukan berdasarakan pada sistem yang terintegrasi, mudah, cepat, terbuka dan pasti. Pembuatan KTP misalnya, bisa dilakukan di Kantor Desa dengan sistem yang tersambung dengan sistem di Dinas Kependudukan. Pelayanan perizinan dan investasi semua dilakukan dalam satu tempat yang terintergrasi (one stop services).
Sekarang sudah saatnya melakukan adopsi teknologi informasi dan komputer dengan jaringan yang terkoneksi secara baik mulai dari ruangan Bupati, Kantor Dinas/Satuan Kerja sampai aparat di tingkat desa.
Dengan sistem ini alur informasi berjalan efesien tidak pelu kertas surat, kurir dan biaya perjalan dinas pengantaran surat. Teknologi informasi juga membantu Bupati mengawasi kinerja semua aparatnya pada semua instansi. Bupati bisa dengan cepat, akurat dan real time mengecek situasi dan kondisi di semua daerahnya. Rapat bisa dilakukan teleconfrence dengan semua kepala dinas/satker bahkan dengan semua kepala desa. Ini akan mengurangi biaya operasional rutin seperti biaya rapat, kurir dan perjalan dinas serta penggandaan dokumen. Suatu penghematan luar biasa yang bisa dialokasikan pembangunan sektor lain untuk kesejahteraan rakyat.
Reformasi biroksai juga harus menyentuh persoalan produktifitas aparat. Artinya aparat pemerintahan semuanya harus memberikan kinerja terbaiknya. Ini bisa dicapai dengan memposisikan orang yang baik pada tempat yang tepat (the right man on the right place) dan membangun sistem penghargaan dan sangsi (reward and punishmen) yang ditegakkan secara adil.
2. Membangun infrastruktur
Infrastruktur yang mendesak untuk segera dibangun adalah sarana jalan yang menghubungkan antar kecamtan dan antar desa termasuk jalan desa. Sangat bagus dan ekonomis dalam jangka panjang jalan-jalan itu dibangun dengan konstruksi hotmix. Memang membutuhkan invesatasi awal yang lebih besar. Namun kajian kemanfaatannya lebih besar 10-15 tahun yang akan datang dibandingkan dengan aspal biasa dimana 2-3 tahun harus diperbaiki kembali.
Perlu dibuka jalan propinsi yang menghubungkan Ciamis Selatan dan Kota Ciamis melalui jalur tengah melewati kecamatan Parigi-Langkaplancar-Cidolog-Cimaragas-Cijeungjing. Dengan menghidupkan jalan ini diyakini bisa membangkitkan kehidupan masyarakat yang selama ini marginal secara ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Jalur ini bisa menghemat jarak tempuh transportasi Pangandaran-Ciamis sampai 1,5 jam perjalanan kendaraan umum atau kurang lebih 60 km.
Infrastruktur komunikasi relatif sudah memadai dimana beberapa operator seluler sudah menancapkan menara BTS hampir di tiap kecamatan. Hal ini akan mendukung pembangunan ekonomi dan industri pariwisata. Persoalannya adalah akses sebagian besar masyarakat terhadap alat komunkasi canggih ini masih rendah karena masih rendahnya daya beli. Perlahan tapi pasti dengan dengan membaiknya ekonomi masyarakat handphone bagi urang kidul bukan menjadi barang mewah lagi tapi sudah menjadi kebutuhan dan tool kegiatan ekonomi.
Selanjutnya Ciamis Selatan membutuhkan fasilitas kesehatan yang memadai berupa Rumah Sakit Umum dengan taraf misalnya, sekelas Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Disamping perbaikan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu dengan dengan fasilitas dokter dan rawat inap yang memadai serta biaya yang terjangkau oleh daya beli masyarakat.
Infrastruktur pendidikan seperti sekolah dan madrasah terutama SD dan MI banyak yang harus segera diperbaiki. Ini menjadi penting untuk memastikan pembinaan pendidikan SDM untuk masyarakat berjalan pada program yang telah digariskan.
Disamping itu juga diperlukan bantuan untuk pembangunan infrastruktur pendidikan non formal seperti pondok pesantren dan madrasah diniyah yang berperan strategis dalam menjaga akhlak dan moral umat.
3. Membangun Desa
Ciamis Selatan adalah pedesaan, maka untuk membangkitkan kesejahteraan ekonomi masyarakat harus dimulai dari desa. Harus dicari dan dikembangkan potensi-potensi ekonomi yang memiliki keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif. Kemudian dibina menjadi kekuatan ekonomi berbasis kawasan dengan adopsi nilai dan budaya lokal (kearifan lokal). Bantuan modal stimulan dan dukungan infrasturtur ekonomi yang memadai diharapkan desa-desa akan berkembang dengan keunggulannya masing-masing. Pada akhirnya kemiskinan bisa dikurangi dan pengangguran bisa ditekan serendah-rendahnya.
Kalau diasumsikan sembilan kecamatan yang ada sekarang (Cimerak, Cijulang, Cigugur, Langkaplancar, Parigi, Sidamulih, Pangandaran, Kalipucang dan Padaherang) masuk menjadi wilayah Ciamis Selatan maka ada 81 desa, maka dengan bantuan dana masing-masing desa sebesar 1 milyar rupiah diyakini roda ekonomi di tiap desa bisa berjalan dengan baik.
4. Mengembangkan Sektor Strategis yang Menjadi Icon Daerah
Sementara ini Pangandaran sudah sangat terkenal menjadi icon Ciamis (Selatan) sebagai salah satu daerah tujuan wisata tanah air dan mancanegara. Walaupun musibah tsunami beberap tahun lalu memberikan dampak yang cukup besar anjloknya jumlah kunjungan. Perlahan-lahan perbaikan nampak fasilitas terus dilakukan. Mengembangkan pangandaran dan daerah lain sepanjang garis pantai selatan sebagai wilayah pengembangan industri pariwisata bahari adalah sangat strategis. Masih banyak panorama eksotis yang belum dieksplorasi untuk dijual kepada penikmat keindahan alam.
Pariwisata memanglah sangat menjanjikan, namun ada yang harus diwaspadai yaitu akulturasi budaya Sunda (Islam) dan Barat. Perlu proteksi nilai, budaya dan adat dari pengaruh negatif dari luar yang merusak sendi-sendi sosial. Bali harus tetaplah menjadi Bali, begitu juga dengan Pangandaran tidak perlu menjadi Manhattan. Peran tokoh masyarakat dan tokoh agama sebagai informal leader harus di kokohkan dalam rangka penguatan nilai-nilai etika dan sosial. Pendekatan formal berupa serangkaian aturan pemerintahan dalam tiap levelnya penting dan harus ditegakan.
Potensi strategis lainya adalah perikanan tangkap. Modernisasi perlatan penangkapan ikan bagi nelayan-nelayan kita di Ciamis selatan akan menambah volume dan wilayah jangkauan tangkapan. Ekonomi nelayan akan terus membaik dengan dukungan pembangunan infrastruktur seperti dermaga atau pelabuhan kapal. Juga harus dibangun dan dikembangkan pabrik pengolah ikan yang modern dan berorientasi ekspor. Sehingga para nelayan secara bertahap taraf kesejahteraan ekonominya terus meningkat.
Proses Pembentukan Kabupaten Ciamis Selatan menurut hemat saya adalah refleksi atas tidak terpenuhinya harapan kesejahteraan warga Ciamis Selatan yang dijanjikan minoritas elit pemerintahan Kabupaten Ciamis. Sehingga wacana ini terus mengemuka dan diolah sedemikan rupa menjadi sebuah rumusan pembentukan kabupaten baru. Hal ini wajar dan bahkan harus dilakukan jika ini adalah bagian dari mendayung perahu menuju muara kesejahteraan bagi warga masyarakat di Ciamis Selatan. Semoga.*** ( Kontribusi dari Mustafid Sawunggalih)
*Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Barat IX (Kab. Ciamis, Kab. Kuningan dan Kota Banjar)
Contact Person: H. Umung Anwar Sanusi, Lc Telp. 0215756094 HP. 08121088722 Email: umunganwar@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar