Minggu, 23 Februari 2014

Kereta Api Banjar-Cijulang Akan Diaktifkan Lagi




Pengaktifan kembali jalur kereta api Banjar-Cijulang, saat ini sedang dibahas dan direncanakan dimulai pada 2014. Bahkan, sudah ada anggaran yang disiapkan.
Dana tersebut, dikatakan Sekertaris Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat Dedi Supriadi adalah untuk Detail Engineering Design (DED). Yakni sejumlah Rp 3 miliar.
“Dana tersebut dari Pemerintah Pusat. Dan, sudah dianggarkan untuk pelaksanaan DED,” ucapnya belum lama ini.
Dedi menjelaskan, di dalam DED itu terdapat berbagai macam penjelasan dan rencana. Yakni dapat berupa gambar detail yang dibuat lengkap.
Diantaranya gambar dan detail pengerjaan, lalu ada recana anggaran biaya, juga rencana kerja lainnya.
“Kita terus lakukan komunikasi dan koordinasi dengan Pemerintah Pusat. Juga mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Barat agar pelaksanaan reaktifasi jalur kereta api ini segera dilakukan,” katanya.
Masih dikatakan Dedi, selain DED, kini yang akan dilakukan pula adalah Analisis Dampak Lingkungan (Amdal). Jadi, jika dua hal itu telah dilaksanakan, maka tahap berikutnya adalah reaktifasi kembali jalur Banjar Cijulang.
Menurut Dedi, pengaktifan kembali jalur kereta api Banjar-Cijulang memang tidak mudah. Maksudnya,sebagian besar rel dan bantalan rel sudah tidak ada. Kemudian, beralih fungi lahan. Juga kondisi terowongan yang sudah tidak terawat. Bahkan kondisi jembatan pun sudah rusak.
“Kalau masih ada yang masih dapat digunakan, ya kita pakai kembali. Jika tidak memungkinkan, akan dialihkan atau diperhitungkan kembali, karena pengaktifan ini telah melalui penelitian dan pengkajian terlebih dahulu,” ucapnya.
Sementara itu, Penjabat Bupati Kabupaten Pangandaran Endjang Naffandy mengatakan bahwa jika nantinya jalur kereta api Banjar-Cijulang dapat kembali aktif maka akan banyak keuntungan.
Mulai dari perekonomian, hingga sektor pariwisata. Sebab, jalur kereta api itu menyuguhkan keindahan alam yang bagus.
“Jalur itu dapat menjadi jalur kereta wisata. Sebab akan melewati pegunungan dan melihat pesisir pantai atau laut,” ujarnya.
Untuk perekonomian, kereta api dapat menjadi alternatif jalur darat selain kendaraan bermotor dalam hal mengankut barang atau berpergian.
Wacana akan diaktifkannya kembali jalur kereta api Banjar – Cijulang, akan memiliki dampak positif bagi Daerah Otonom Baru (DOB) Kabupaten Pangandaran. Selain sebagai sarana transportasi, itu dapat menjadi daya tarik bagi sektor pariwisata.
Jalur kereta api tersebut menyuguhkan kenikmatan bagi penumpang. Keindahan panorama alam pegunungan laut, menjadi ciri khas dari rute itu. Tidak terlepas pula dengan adanya Terowongan Wilhelmina dan Jembatan Cikacepit.
Saat ini, kondisi jalur tersebut memprihatinkan. Rel dan bantalan rel sudah banyak yang dicuri. Kemudian, jembatan dan jalur pun beralih fungsi menjadi lahan untuk bercocok tanam dan dibangun bangunan.
Dengan demikian, rencana reaktifasi tersebut diharuskan adanya komitmen dan sinergitas juga kerjasama antar instansi. Sebab, pada pelaksanananya, harus ada beberapa hal yang diselesaikan.
Untuk pengaktifan kembali jalur tersebut prosesnya membutuhkan waktu cukup lama. Juga biaya yang tidak sedikit.
Sebelumnya, jalur Kereta Api Banjar – Cijulang, dalam waktu dekat ini akan direaktifasi. Pemabahasan rencana itu pun telah dibicarakan antara Kabupaten Pangandaran, Pemerintahan Provinsi Jawa Barat, dan Pemerintahan Pusat, dalam hal ini Kementrian Perhubungan.
Dikatakan Penjabat Bupati Kabupaten Pangandaran Endjang Naffandy, dari hasil rapat koordinasi yang dilakukan beberapa waktu lalu di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Barat, dibahas bahwa jalur kereta api Banjar – Cijulang akan diaktifkan kembali.
“Saya harap, dalam waktu dekat ini yaitu tahun 2014, proses pengaktifan kembali jalur kereta api Banjar – Cijulang sudah dapat dilakukan,” ujar Endjang.
Dikatakan dia, dari pertemuan itu didapat usulan jika proses pengaktifan kembali diagendakan pada tahun 2016. Mendengar hal tersebut, Endjang tidak menyetujuinya.
“Saya protes. Saya menginginkannya dan berharap dalam waktu dekat ini juga secepatnya proses itu dilakukan pada tahun 2014,” ujarnya.
Alasannya, dikarenakan penelitian untuk pengaktifan itu sudah dilakukan sejak awal. Yaitu pada tahun 2007. Dan, hasilnya sudah ada.
“Kita pun sudah berbicara langsung dengan Kementrian Perhubungan, terkait usulan agar dimajukan prosesnya,” katanya.
Walau demikian, Endjang mengakui pada pelaksanaannya akan mendapat tantangan. Sebagian besar jalur kereta api, banyak yang sudah beralih fungsi lahannya.
Mulai dari ada yang ditanami tanaman oleh warga, hingga dibangun bangunan seperti tempat tinggal.
“Kita akan lakukan langkah persuasif dalam pemahaman lahan itu kepada warga. Bersama PT Kereta Api, kita nantinya akan bersama-sama membicarakannya,” ujarnya.
Lebih lanjut Endjang mengatakan, upaya lain yang dapat dilakukan untuk lahan yang kini sudah digunakan warga adalah dengan pengalihan jalur.
“Nantinya dapat dinegosiasikan. Namun, berapa jalur trasenya yang dirubah kita belum tahu,” ucapnya.
Dalam pengerjaannya nanti, anggaran akan berasal dari pusat. Namun demikian, Endjang belum mengetahui berapa besar anggarannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar