BEBERAPA
nelayan tengah menjemur udang rebon di Lapangan Katapang Doyong, Pangandaran.
Rebon jenis udang berukuran kecil tengah melimpah di Pangandaran, Kabupaten
Pangandaran. Udang rebon hasil tangkapan nelayan bagang yang ada di kawasan
Pantai Timur Pangandaran, menjadi buruan produsen terasi dari Jawa Timur.*
PANGANDARAN,(PRLM).-
Setelah sembilan bulan mengalami paceklik, nelayan bagang d kawasan pantai
Timur Pangandaran, Kabupaten Pangandaran mulai menikmati panen udang rebon.
Udang berukuran kecil yang selama ini menjadi bahan baku pembuatan terasi asal
Pangandaran banyak diburu oleh produsen terasi asal Tuban, Provinsi Jawa Timur.
"Dibandingan
dari daerah lain, udang rebon hasil tangkapan nelayan Pangandaran memiliki
kualitas yang bagus. Saat ini banyak pembuat terasi asal Tuban, datang untuk
membeli rebon di Pangandaran," ungkap Muhidin (50) nelayan Patai Timur
Pangandaran, Jumat (6/9/2013).
Bersama
nelayan lain yang sedang sibuk menjemur udang rebon di Lapangan Katapang
Doyong, Pangandaran, ia menambahkan salah satu keunggulan rebon asal
Pangandaran karena lebih bersih dibandingkan derah lain. Selain itu warna rebon
Pangandaran lebih cerah.
"Sehari
bisa lebih dari enam ton udang rebon diangkat dari jaring yang dipasang di
bagang. Meskipun hasil melimpah, dalam sekejap juga habis terjual. Rebon
Pangandaran menjadi primadona yang dicari pengusaha terasi atau belacan,"
ungkapnya.
Didampingi
nelayan lain, di antaranya Usup, Ocid, Tikno, ia menambahkan musim udang rebon
kali ini lambat dari perkiraan semula, yakni pada bulan Agustus. Tahun ini
udang rebon banyak ditangkap bulan September.
"Biasanya
sembilan bulan kosong, itu masa paceklik rebon. Tahun ini musim rebon mundur
dari perkiraan sebelumnya. Mungkin hal itu karena pengaruh cuaca,"
tambahnya.
Dia
mengatakan saat ini harga udang rebon basah hanya Rp 3.000 per kilogram,
sedangkan udang rebon kering harganya naik menjadi Rp 16.000 per kilogram. Dari
100 kilogram rebon basah, setelah dikeringkan susut menjadi 24 kilogram.
"Saat
musim panas seperti sekarang ini, lebih untung dijual kering. Di bawah terik
matahari, dijemur empat hingga lima jam rebon sudah kering. Sebaliknya jika
sedang lembab, lebih baik dijual basah," ungkap Muhidin.
Selama ini
udang rebon asal Pangandaran yang dibeli oleh pengusaha dari Tuban, Jawa Timur,
dimanfaatjkan untuk membuat terasi, serta kerupuk udang. Dengan kualitas rebon
yang bagus, ia menambahkan terasi yang didapat dari rebon njuga lebih bersih.
"Secara
kasat mata bisa dilihat rebon kering asal pangandaran sangat bersih. Beda
dengan dari daerah lain, relatif kusam, selain itu juga bersih dari pasir atau
lumpur. rebon Pangandaran cukup terkenal di kalangan pengusaha terasi,"
ungkapnya.
Usup
menambahkan saat datangnya udang rebon, kawasan lapangan Katapang Doyong hampir
seluruhnya tertutup oleh hamparan udang rebon. Sebelum dijemur, terlebih dahulu
rebon dicuci, selanjutnya ditumpahkan di atas jaring nilon dengan mata nilon
kecil. Selanjutnya ditebar merata di sepanjang jaring nilon.
"Sesekali dibakik. paling lama lima jam sudah
kering sempurna. Saat ini harganya sedang bagus, Rp 16.000 per kilogram,"
ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar