Warga Pesisir Langsung Keluar Perhatikan Laut Setelah Gempa
PANGANDARAN, (PRLM).- Gempa berkekuatan 6,5
skala richter yang terjadi pada Jumat (14/6/2013) dini hari sempat
membuat panik warga yang tinggal di pesisir pantai Pangandaran dan
sekitarnya di wilayah Kabupaten Pangandaran. Sejumlah warga juga sempat
melihat ke laut untuk memastikan kondisi ombak pantai Pangandaran.
Bumi yang bergoyang pada Kamis (13/6/2013) pukul 23.47 WIB berikut gempa susulan yang terjadi beberapa menit berikutnya dengan kekuatan yang lebih rendah, 5,5 SR, membuat banyak warga keluar rumah. Hal itu disebabkan karena dalam kondisi yang sepi, mereka merasa goncangan semakin terasa besar.
"Terus terang sisa trauma masih ada. Saya dan banyak tetangga juga sempat keluar rumah, begitu merasakan ada lini. Bahkan ada yang melihat kondisi laut, untuk melihat berbagai kemungkinan yang ada," ungkap Asep (36) warga Pangandaran, Jumat (14/6/2013).
Ia mengatakan kepanikan tersebut tidak seperti halnya ketika gempa sebelumnya yang juga berpusat di wilayah Tasikmalaya. Pada saat itu lebih banyak warga yang panik. Bahkan, tidak sedikit yang siap meninggalkan rumah.
"Sekarang masih ada rasa panik, itu juga wajar. Hanya saja beda dengan sebelumnya ketika gempa Tasikmalaya, kondisinya lebih parah lagi," ujarnya.
Hal serupa juga dikemukakan Aep (42) warga Bojongsalawe, Desa Karangjaladri, Kecamatan Parigi, yang menambahkan kepanikan hanya berlangsung sesaat. Begitu merasakan gempa besar, banyak warga yang langsung keluar rumah. Beberapa saat kemudian setelah keadaan aman, mereka kembali masuk ke dalam rumah.
"Sedikit panik pasti ada, tetapi tidak panik sekali. Saat ini warga lebih tenang dibandingkan sebelumnya. Warga sudah banyak mendapat sosialisasi menyangkut gempa, sehingga, dapat menilai apa yang sedang terjadi, termasuk bagaimana menyikapinya," katanya.
Aep yang tinggal tidak jauh dari TPI Bojongsalawe menambahkan salah satu keadaan yang membuat warga tidak sampai panik sekali adalah, getaran gempa hanya berlangsung singkat dan tidak begitu besar. "Beda dengan saat tsunami yang lalu, getarannya sangat besar dengan durasi lama. Kami juga yakin berdasarkan getaran tersebut, warga percaya tidak mungkin ada gelombang besar," tambahnya.
Terpisah Ketua Badan penyelamat Wisata Toirta (Balawista) Pangandaran Dodo Taryana mengungkapnan begitu merasakan gearan cukup besar, banyak warga yang langsung keluar rumah. Hanya saja, setelah menilai keadaan aman, mereka berangsung masuk ke dalam rumah.
Sumber dari : Pikiran Rakyat
Bumi yang bergoyang pada Kamis (13/6/2013) pukul 23.47 WIB berikut gempa susulan yang terjadi beberapa menit berikutnya dengan kekuatan yang lebih rendah, 5,5 SR, membuat banyak warga keluar rumah. Hal itu disebabkan karena dalam kondisi yang sepi, mereka merasa goncangan semakin terasa besar.
"Terus terang sisa trauma masih ada. Saya dan banyak tetangga juga sempat keluar rumah, begitu merasakan ada lini. Bahkan ada yang melihat kondisi laut, untuk melihat berbagai kemungkinan yang ada," ungkap Asep (36) warga Pangandaran, Jumat (14/6/2013).
Ia mengatakan kepanikan tersebut tidak seperti halnya ketika gempa sebelumnya yang juga berpusat di wilayah Tasikmalaya. Pada saat itu lebih banyak warga yang panik. Bahkan, tidak sedikit yang siap meninggalkan rumah.
"Sekarang masih ada rasa panik, itu juga wajar. Hanya saja beda dengan sebelumnya ketika gempa Tasikmalaya, kondisinya lebih parah lagi," ujarnya.
Hal serupa juga dikemukakan Aep (42) warga Bojongsalawe, Desa Karangjaladri, Kecamatan Parigi, yang menambahkan kepanikan hanya berlangsung sesaat. Begitu merasakan gempa besar, banyak warga yang langsung keluar rumah. Beberapa saat kemudian setelah keadaan aman, mereka kembali masuk ke dalam rumah.
"Sedikit panik pasti ada, tetapi tidak panik sekali. Saat ini warga lebih tenang dibandingkan sebelumnya. Warga sudah banyak mendapat sosialisasi menyangkut gempa, sehingga, dapat menilai apa yang sedang terjadi, termasuk bagaimana menyikapinya," katanya.
Aep yang tinggal tidak jauh dari TPI Bojongsalawe menambahkan salah satu keadaan yang membuat warga tidak sampai panik sekali adalah, getaran gempa hanya berlangsung singkat dan tidak begitu besar. "Beda dengan saat tsunami yang lalu, getarannya sangat besar dengan durasi lama. Kami juga yakin berdasarkan getaran tersebut, warga percaya tidak mungkin ada gelombang besar," tambahnya.
Terpisah Ketua Badan penyelamat Wisata Toirta (Balawista) Pangandaran Dodo Taryana mengungkapnan begitu merasakan gearan cukup besar, banyak warga yang langsung keluar rumah. Hanya saja, setelah menilai keadaan aman, mereka berangsung masuk ke dalam rumah.
Sumber dari : Pikiran Rakyat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar