SEJUMLAH nelayan berikut pengangkut perahu di Pantai
pangandaran menggotong perahu yang baru mendarat, Jumat (7/6/13). Perahu
tersebut di parkir di tepi pantai hingga aman dari terjangan ombak yang
belakangan ini tengah besar.
PANGANDARAN,
Gelombang besar yang melanda wilayah pantai Pangandaran, Kabupaten Pangandaran
dan sekitarnya, memaksa sejumlah nelayan tidak pergi melaut.
Kini mereka
memanfaatkan waktu untuk memperbaiki alat tangkap, seperti jaring maupun
perlengkapan perahu.
Di tengah
laut yang merupakan areal tangkapan nelayan, gelombang bisa mencapai hingga
tiga meter. Keadaan tersebut sangat berbahaya bagi nelayan Pangandaran, karena
perahu yang digunakan nelayan berukuran kecil.
"Di
tepi pantai memang tidak begitu terasa besar, tetapi jika sudah berada agak
tengah ombak bear terus datang silih berganti. Angin juga kencang. Lebih baik
istirahat sembari memperbaiki alat tangkap," ungkap jajang nelayan Pantai
Timur Pangandaran, Kabupaten Pangandran, Jumat (7/6).
Dia
mengungkapkan bahwa sebenarnya sebelum datang ombak besar sedang musim ikan,
sehingga hasil tangkapan lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Keadaan tersebut
hanya berlangsung beberapa hari, yang disusul dengan datangnya ombak disertai
angin kencang.
"Sebenarnya
hasil tangkapan mulai banyak, akan tetapi sekarang terpaksa harus berhenti,
tidak melaut. Risikonya sangat besar, apalagi perahu kami ukurannya keil, bera
dengan nelayan dari Cilacap yang beroperasi pakai perahu besar. Sekarang sih
lebih banyak memperbaiki jaring dan perahu saja," tuturnya.
Bersama
dengan nelayan lain, Ranto, ia menambahkan berbeda dengan nelayan di tempat
lain, nelayan di Pangandaran setiap hari Jumat tidak melaut.
Tradisi itu
sudah berlangsung sejak zaman dulu. "Setiap hari Jumat, nelayan di sini
tidak melaut. Ya setidaknya memberi kesempatan laut untuk kembali menyediakan
ikan lebih banyak," ujar Jajang.
Pada bagian
lain ia mengatakan bahwa lokasi tangkap nelayan Pangandaran tidak begitu jauh
dari pantai. Hal itu disebabkan karena perahu yang dipakai menangkap ikan
berukuran kecil.
"Paling
satu sampai satu setengah jam perjalanan. kalau yang memancing, jaraknya lebih
jauh lagi, dan ikan yag didapat juga berukuran lebih besar," tuturnya.
Sementara
Ranto mengungkapkan pada hari Senin (3/6) sebuah perahu nelayan di sekitar
Pelabuhan Pendaran Ikan (PPI) Cikidang, Desa Babakan, Pangandaran hancur akibat
diterjang ombak besar.
Kecelakaan
itu terjadi hanya beberapa saat setelah perahu keluar dari pangkalan perahu di
sekitar PPI Cikidang. "Beruntung nelayan selamat. kejadiannya juga di
lokasi pintu keluar PPI. Ombaknya memang sangat besar hingga perahu
pecah," ungkapnya.
Berkenaan
dengan gelombang tinggi, ketua Rukun Nelayan (RN) Sukidin mengungkapkan sudah
menyebarkan informasi adanya ancaman gelombang tinggi yag diterima dari Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kepada nelayan pangandaran. Hanya
saja, beberapa nelayan tetap nekad melaut, salah satu alasannya karena untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangganya.
"Informasi
tersebut sudah diteruskan kepada nelayan. Memang masih ada yang melaut, untuk
itu kami minta agar mereka lebih waspada sebab kondisi ombak di tengah laut
dapat cepat berubah. Saya juga tidak bisa melarang meleka agar tidak melaut,
jadi sifatnya hanya sekadar mengimbau saja," ujarnya.
Sumber dari : Pikiran Rakyat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar