PANGANDARAN,
(PRLM).- Wacana akan diaktifkannya kembali jalur kereta api Banjar – Cijulang,
akan memiliki dampak positif bagi Daerah Otonom Baru (DOB) Kabupaten
Pangandaran. Selain sebagai sarana transportasi, itu dapat menjadi daya tarik bagi sektor pariwisata.
Pangandaran. Selain sebagai sarana transportasi, itu dapat menjadi daya tarik bagi sektor pariwisata.
Jalur kereta
api tersebut menyuguhkan kenikmatan bagi penumpang. Keindahan panorama alam
pegunungan laut, menjadi ciri khas dari rute itu. Tidak terlepas pula dengan
adanya Terowongan Wilhelmina dan Jembatan Cikacepit.
Saat ini,
kondisi jalur tersebut memprihatinkan. Rel dan bantalan rel sudah banyak yang
dicuri. Kemudian, jembatan dan jalur pun beralih fungsi menjadi lahan untuk
bercocok tanam dan dibangun bangunan.
Dengan
demikian, rencana reaktifasi tersebut diharuskan adanya komitmen dan sinergitas
juga kerjasama antar instansi. Sebab, pada pelaksanananya, harus ada beberapa
hal yang diselesaikan.
Kepala Humas
PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop II Bandung, Bambang S Prayitno menyambut
baik rencana pengaktifan kembali. Namun, pada pelaksanaannya, harus berbagi
peran.
“Kita harus
berbagi peran. Yaitu Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, dan juga PT KAI
sebagai operator,” ujar Bambang, Kamis (20/6/2013).
Bambang
mengatakan, untuk pengaktifan kembali jalur tersebut prosesnya membutuhkan
waktu cukup lama. Juga biaya yang tidak sedikit.
Kemudian,
perencanaannya pun harus matang. Diakui dia, saat ini
kondisi jalur tersebut sudah harus dibenahi. Mulai dari rel yang hilang dicuri. Lalu besi di jembatan. Kemudian, kondisi terowongan pun harus diperbaiki.
kondisi jalur tersebut sudah harus dibenahi. Mulai dari rel yang hilang dicuri. Lalu besi di jembatan. Kemudian, kondisi terowongan pun harus diperbaiki.
“Tidak hanya
itu, di sepanjang jalur banyak yang beralih fungsi lahan. Seperti digunakan
untuk bercocok tanam, dan didirikan bangunan. Kita perlu bekerja sama untuk
itu. Terutama untuk penyelesaian itu dari pihak pemerintah,” ucapnya.
Untuk
kondisi jalur, itu pun harus diperiksa dan dipastikan. Seperti jembatan darn terowongan.
Sebab, dengan sudah lama tidak digunakan dan dirawat, dikhawatirkan ada yang
sudah tidak layak.
“Misalnya
Terowongan Wilhelmina. Kita harus mengecek terlebih dahulu dan memastikan
kondisinya. Apakah ada rembesan air, juga kelayikannya. Jadi, harus diteliti
terlebih dahulu seluruhnya,” jelasnya.
Dikatakan
Bambang, pada prinsipnya PT KAI sebagai operator siap untuk pengaktifan
kembali. Lalu, pihaknya pun sering menerima masukan dari masyarakat dan warga
yang menanyakan apakah jalur itu akan kembali dioperasikan.
“Jelas ini
berpotensi dan menguntungkan bagi Kabupaten Pangandaran yang baru saja lahir.
Jalur ini dapat penjadi penggerak perekonomian, juga potensi di sektor wisata.
Karena, jalur ini menyuguhkan keindahan panorama alam pegunungan, dan laut,”
ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar