Kepala
Kepolisian Daerah Jawa Barat Mochammad Iriawan akan memberikan dispensasi bagi
para pengusaha hiburan malam pada malam perayaan pergantian tahun baru 2015
mendatang. Nantinya, tempat hiburan dapat beroperasi lebih dari pukul 24.00 WIB.
“Pada malam
tahun baru nanti akan ada dispensasi bagi para pengusaha hiburan. Jika biasanya
jam operasi hanya hingga pukul 12 malam, nanti dapat buka hingga pukul 3.00
dinihari,” ujarnya di Pantai Batukaras, Kecamatan Cijulang, Kabupaten
Pangandaran, Selasa (16/12/2014).
Iriawan yang
ketika itu sedang melakukan kunjungan kerja menjelaskan, pemberian kelonggaran
jam operasi karena seluruh masyarakat akan merayakan malam pergantian tahun
baru dengan suka cita.
Dengan
demikian, maka ada penambahan waktu jam operasi sebanyak tiga jam. Namun, jika
ada pengusaha tempat hiburan yang belum menutup tempatnya setelah jam tiga,
akan diberi teguran.
“Semua
masyarakat bahkan di seluruh dunia akan merayakan malam tahun baru. Dengan
demikian, kami memberikan dispensasi bagi masyarakat yang hendak merayakannya
di tempat hiburan,” ujarnya.
Walau diberikan
kelonggaran dan penambahan jam operasi, Iriawan mengingatkan agar kondusivitas
tetap harus dijaga. Dan, polisi pun akan mengerahkan pengamanan ekstra pada
saat malam tahun baru.
Tidak hanya di
kota besar seperti di Kota Bandung. Untuk di Kabupaten Pangandaran, khususnya
di Objek Wisata Pantai Pangandaran Iriawan mengimbau agar tempat hiburan tidak
beroperasi lebih dari jam 3 dini hari.
“Jika setelah
malam tahun baru, tetap jam operasi hingga pukul 12 malam untuk tempat
hiburan,” ucapnya.
Masih dikatakan
Kapolda Jabar, untuk pengamanan natal dan tahun baru dengan sandi operasi lilin
2014, Polri akan melakukan pengamanan ekstra. Dengan maksud guna memberikan
rasa aman dan nyaman bagi seluruh masyarakat.
Untuk natal
sendiri, Polri telah mempersiapkan pengamanan. Baik terbuka maupun tertutup.
“Kita ingin
memberikan rasa aman bagi umat nasrani yang hendak merayakan natal. Kami akan
lakukan upaya preemtif, juga lakukan kerjasama dengan pemuda islam untuk
penjagaan gereja. Dan itu sedang dijajaki,” ucapnya.
Maksud dari hal
tersebut Iriawan mengatakan bahwa, tidak ada salahnya dan untuk menunjukkan
bahwa kerukunan antar-umat beragama itu ada, dan perlu tetap dijalin.
“Kita
tidak melakukan pemaksaan. Namun, melakukan ajakan dan imbauan. Untuk titik
rawan, di Jabar tidak ada. Namun kami tetap menyiagakan petugas dengan senjata,
dan pengamanan menggunakan metal detektor,” ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar