Lebih dari
150 hektare lahan persawahan di Blok Pasawahan Cingcin, Dusun Cihideung, Desa
Ciganjeng, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran terendam banjir.
Akibatnya, petani mengalami kerugian ratusan juta, dan gagal panen.
Banjir yang
terjadi di sana adalah kiriman dari meluapnya aliran Sungai Citanduy. Air
meluap ke sekitar 150 hektare lahan sawah dari total 420 hektare luas sawah
yang ada.
Saat ini,
debit air terus menerus meningkat. Awalnya, air masuk ke Sungai Citanduy,
kemudian ke Sungai Ciseel lalu ke Sungai Ciraupan. Karena debit air banyak,
tanggul jebol.
Salah
seorang petani, Warjito (51) mengatakan bahwa banjir sudah terjadi sejak awal
April, dan hingga kini belum saja surut. Akibatnya, ia mengalami kerugian
jutaan rupiah.
"Kerugian
yang saya alami lebih dari Rp 10 juta. Tidak hanya kerugian materi, hingga
kini, lahan perasawahan pun tidak dapat digarap,” ujarnya ditemui di lokasi
banjir, Selasa (29/4/2014).
Dikatakan
Warjito, banjir yang melanda areal perasawahan di sana memang telah menjadi
agenda rutin setiap tahunnya. Besar harapan dia, ada penanggulangan dari
pemerintah guna membenahi terus menerusnya meluap air sungai.
Petani
lainnya yang menjadi korban adalah Tahmo Cahyono (38) petani dari Dusun
Cihideung, Desa Ciganjeng. Lahan sawah milik dia yang terendam banjir adalah
1.400 meter persegi.
“Saya
mengalami kerugian dari banjir ini. Kegagalan panen mencapai jutaan rupiah,”
ucapnya.
Menurut
Tahmo, banjir yang terjadi adalah kiriman dari hujan deras yang terjadi di
Tasikmalaya, Ciamis, dan Banjar. Kemudian mengalir melalui Sungai Citanduy.
Dikatakan dia, saat ini ketinggian air yang
menggenangi areal perasawahan mencapai lebih dari tiga meter. Tepatnya di
tengah areal sawah.