PANGANDARAN, (PRLM).- Situasi jalur lintas
selatan di wilayah Kecamatan Cijulang, Daerah otonom Baru (DOB)
Kabupaten Pangandaran memanas dengan adanya aksi blokir jalan terhadap
truk pengangkut pasir besi yang menjadi pemicu hancurnya ruas jalan
pariwisata. Selain menghentikan truk yang sarat muatan pasir besi,
beberapa warga bahkan nekad membakar baliho pariwisata dengan gambar
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Bupati Ciamis Engkon Komara.
Kemarahan warga Cjulang tersebut merupakan salah satu bentuk akumulasi kekesalan warga terhadap hancurnya jalan mulai dari Pangandaran hingga Kecamatan Cimerak yang berjarak sekitar 50 kilometer. Hingga Jumat (22/3/13) aksi masih berlangsung. Warga tetap pada pendiriannya menuntut agar jalan yang merupakan akses pariwisata serta menjadi urat nadi perekonomian bagi masyarakat Ciamis selatan itu, segera diperbaiki. Untuk menyelesaikan persoalan aksi blokir juga dilakukan pertemuan yang melibatkan seluruh instansi terkait.
Aksi berlangsung sejak hari Rabu (20/3/13) malam hingga terus berlanjut Kamis (21/3/13) hingga malam. Ratusan truk pengangkut pasir besi diblokir, tidak boleh melintas. Mengantisipasi hal yang tidak diinginkan sejumlah anggota Polres Ciamis bersama dengan anggota TNI diterjunkan untuk ikut melakukan pengamanan.
Salah seorang tokoh masyarakat Cijulang, Abdul Gopar menilai aksi protes memblokir jalan serta memasang puluhan poster serta lainnya, merupakan puncak kekesalan warga terhadap keadaan jalan yang hancur. Aksi tersebut merupakan kegiatan lanjutan, sebeb beberapa waktu sebelumnya warga juga melakukan aksi blokir jalan terhadap truk penangkut pasir besi. Truk pengangkut pasir besi tersebut dituding sebagai pemicu hancurnya badan jalan.
"Saya rasa masyarakat sudah jenuh melihat keadaan yang setiap hari dihadapi, jalan hancur. Saya juga berharap pemerintah dapat segera memerbaiki jalan yang merupakan akses menuju sejumlah kawasan wisata yang ada di sepanjang jalur tersebut dan menjadi urat nadi perekonomian masyarakat," ujarnya.
Terpisah Bupati Ciamis Engkon Komara mengyungkapkan bahwa persoalan jalur lintas selatan tersebut sudah disampaikan langsung ke Gubenrur Jawa Barat maupun pemerintah pusat. Hal itu disebabkan karena status jalan lintas selatan adalah milik Provinsi Jawa Barat dan pusat.
"Jalan tersebut berstatus jalan provinsi dan pusat, sehingga sepenuhnya kewenangan mereka. Kami di daerah sudah menyapaikan keluhan masyarakat, termasuk minta agar ruas jalan tersebut segera diperbaiki. Dengan kondisi jalan yang hancur, tentunya menjadikan suasana tidak nyaman. Kami juga ikut prihatin dengan kondisi itu," ujarnya usai Shalat Jumat di masjid Agung Ciamis.
Dia mengungkapkan infromasi yang diterima, Tahun 2013 ini jalur lintas selatan sudah mulai diperbaiki. Saat ini, penanganan projek perbaikan jalan tersebut masih dalam proses pelelangan yang berlangsung di Jakarta. Anggaran yang disediakan untuk memerbaiki lintas selatan antara Kabupaten Tasikmalaya hingga Pangandaran, Ciamis mencapai Rp 200 miliar. Dari jumlah tersebut sekitar Rp 103 miliar untuk perbaikan jalan yang masuk wilayah Pangandaran, Ciamis.
"Sebagian besar untuk perbaikan jalan lintas selatan yang masuk wilayah Ciamis. Anggarannya cukup besar, karena untuk peningkatan satu kilometer jalan membutuhkan biaya sekitar Rp 400 juta. Kami berharap masyarakat tetap menjaga ketenangan serta menciptakan iklim yang kondusif," tuturnya.
Engkon menambahkan hancurnya badan jalan tidak sebanding dengan pemasukan dari projek penambangan pasir besi. Infromasi yang diterimanya dari tasikmalaya, pemerintah hanya mendapatkan pemasukan sekitar Rp 400 juta. "Coba bandingkan dengan tingkat kerusakan jalan. Belum lagi dampak lingkungannya. Kami berharap semuanya dapat diselesaikan dengan baik," tambahnya.(A-101/A-108)**
Sumber dari : Pikiran Rakyat
Kemarahan warga Cjulang tersebut merupakan salah satu bentuk akumulasi kekesalan warga terhadap hancurnya jalan mulai dari Pangandaran hingga Kecamatan Cimerak yang berjarak sekitar 50 kilometer. Hingga Jumat (22/3/13) aksi masih berlangsung. Warga tetap pada pendiriannya menuntut agar jalan yang merupakan akses pariwisata serta menjadi urat nadi perekonomian bagi masyarakat Ciamis selatan itu, segera diperbaiki. Untuk menyelesaikan persoalan aksi blokir juga dilakukan pertemuan yang melibatkan seluruh instansi terkait.
Aksi berlangsung sejak hari Rabu (20/3/13) malam hingga terus berlanjut Kamis (21/3/13) hingga malam. Ratusan truk pengangkut pasir besi diblokir, tidak boleh melintas. Mengantisipasi hal yang tidak diinginkan sejumlah anggota Polres Ciamis bersama dengan anggota TNI diterjunkan untuk ikut melakukan pengamanan.
Salah seorang tokoh masyarakat Cijulang, Abdul Gopar menilai aksi protes memblokir jalan serta memasang puluhan poster serta lainnya, merupakan puncak kekesalan warga terhadap keadaan jalan yang hancur. Aksi tersebut merupakan kegiatan lanjutan, sebeb beberapa waktu sebelumnya warga juga melakukan aksi blokir jalan terhadap truk penangkut pasir besi. Truk pengangkut pasir besi tersebut dituding sebagai pemicu hancurnya badan jalan.
"Saya rasa masyarakat sudah jenuh melihat keadaan yang setiap hari dihadapi, jalan hancur. Saya juga berharap pemerintah dapat segera memerbaiki jalan yang merupakan akses menuju sejumlah kawasan wisata yang ada di sepanjang jalur tersebut dan menjadi urat nadi perekonomian masyarakat," ujarnya.
Terpisah Bupati Ciamis Engkon Komara mengyungkapkan bahwa persoalan jalur lintas selatan tersebut sudah disampaikan langsung ke Gubenrur Jawa Barat maupun pemerintah pusat. Hal itu disebabkan karena status jalan lintas selatan adalah milik Provinsi Jawa Barat dan pusat.
"Jalan tersebut berstatus jalan provinsi dan pusat, sehingga sepenuhnya kewenangan mereka. Kami di daerah sudah menyapaikan keluhan masyarakat, termasuk minta agar ruas jalan tersebut segera diperbaiki. Dengan kondisi jalan yang hancur, tentunya menjadikan suasana tidak nyaman. Kami juga ikut prihatin dengan kondisi itu," ujarnya usai Shalat Jumat di masjid Agung Ciamis.
Dia mengungkapkan infromasi yang diterima, Tahun 2013 ini jalur lintas selatan sudah mulai diperbaiki. Saat ini, penanganan projek perbaikan jalan tersebut masih dalam proses pelelangan yang berlangsung di Jakarta. Anggaran yang disediakan untuk memerbaiki lintas selatan antara Kabupaten Tasikmalaya hingga Pangandaran, Ciamis mencapai Rp 200 miliar. Dari jumlah tersebut sekitar Rp 103 miliar untuk perbaikan jalan yang masuk wilayah Pangandaran, Ciamis.
"Sebagian besar untuk perbaikan jalan lintas selatan yang masuk wilayah Ciamis. Anggarannya cukup besar, karena untuk peningkatan satu kilometer jalan membutuhkan biaya sekitar Rp 400 juta. Kami berharap masyarakat tetap menjaga ketenangan serta menciptakan iklim yang kondusif," tuturnya.
Engkon menambahkan hancurnya badan jalan tidak sebanding dengan pemasukan dari projek penambangan pasir besi. Infromasi yang diterimanya dari tasikmalaya, pemerintah hanya mendapatkan pemasukan sekitar Rp 400 juta. "Coba bandingkan dengan tingkat kerusakan jalan. Belum lagi dampak lingkungannya. Kami berharap semuanya dapat diselesaikan dengan baik," tambahnya.(A-101/A-108)**
Sumber dari : Pikiran Rakyat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar